Mari bersama-sama belajar memahami sudut pandang anak dan diri kita sendiri dengan mempelajari cara otak bekerja.
Jl. Pesanggrahan No.8 RT/RW : 04/36, Sanggrahan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta, 55584.
Mari bersama-sama belajar memahami sudut pandang anak dan diri kita sendiri dengan mempelajari cara otak bekerja.
Bagi para orang tua, tentu mudah sekali merasa frustasi dan berkubang emosi ketika menghadapi anak yang “sulit diatur”. Padahal, otak anak usia dini hingga remaja memiliki keterbatasan-keterbatasan yang wajar sesuai jenjang usianya, dan tentunya berbeda dengan otak orang dewasa. Memahami pola pengasuhan yang sesuai dengan perkembangan otak anak dapat membantu anak tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat secara fisik dan mental.
Dalam buku ini, dr. Ayuwidia Ekaputri, membagikan pengetahuannya mengenai Cognitive Neuroscience untuk merumuskan sederet cara pengasuhan yang memahami bagaimana otak berkembang seiring kita tumbuh, menerapkan teori parenting yang positif, serta upaya menghindari timbulnya luka pengasuhan. Buku ini juga dilengkapi dengan kuesioner yang dapat digunakan orang tua untuk refleksi serta tips-tips sederhana.
Sebagai diaspora Indonesia yang kini tinggal di Swedia, dr. Ayuwidia juga merefleksikan beberapa gaya pengasuhan di negeri yang menempati peringkat satu di dunia dalam hal kualitas pendidikan terbaik.
KEUNGGULAN
BELAJAR LANGSUNG BERSAMA PENULISNYA
Yuk belajar langsung bersama penulisnya!
Tautan Kelas via zoom, Gratis!
[copy_inline text="https://us02web.zoom.us/j/86885920351?pwd=YWY3Vjc1MlBiNy8zU1dDK0t0RUwzdz09"]
Hello! Perkenalkan saya Putu Ayuwidia Ekaputri, dokter lulusan Universitas Indonesia dan memiliki gelar Master of Science in Cognitive Neuroscience dari University of Skövde, Swedia. Sejak awal saya memang tertarik untuk memahami kinerja otak dan kaitannya dengan perilaku manusia. Saat ini bergabung dengan Tentang Anak sebagai salah satu expert di bidang Cognitive Neuroscience.
Beberapa topik yang dipelajari di antaranya proses menyusui, tidur anak, memahami tangisan anak, mengenal temperamen anak dan keluarga, termasuk kesehatan mental ibu dan ayah. Selain itu saya juga mengikuti pelatihan Parenting from the Inside Out-Course for Mental Health Professionals dari Mindsight Institute.
Memahami betapa pentingnya pengalaman masa kanak-kanak membentuk otak dan diri seseorang, mendorong saya untuk berbagi berbagai tip pengasuhan yang sehat sesuai perkembangan otak anak di media sosial Instagram: @diadiawidia #BrainBasedParenting.
Apa Kata Mereka?
“Senang sekali buku ini hadir dengan membicarakan parenting berdasarkan science, tetapi dikemas dengan langkah praktikal dan mudah dipahami! Nggak heran karena penulisnya selain dokter, juga ibu yang mendalami bidang neurocognitive. Semoga AyBun dapat lebih nyaman dan percaya diri mengasuh si kecil setelah baca buku ini!”
—dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A., MPH, dokter anak, founder Tentang Anak @tentanganakofficial
“Tidak banyak buku yang dibuat oleh orang Indonesia tentang parenting dengan sudut pandang neurosains. Dr. Ayuwidia berhasil menyederhanakan topik rumit neurosains untuk pengasuhan dan membuatnya menjadi karya yang bisa dipahami semua orang. Buku ini bisa jadi panduan untuk para orang tua, yang ingin menjadi orang tua, atau yang sekadar ingin dunia dan generasi selanjutnya menjadi lebih baik.”
“Sangat menarik dan penting banget untuk para orang tua muda yang memiliki anak usia dini. Dengan memahami cara kerja otak, kita akan lebih memahami mengapa perilaku anak usia dini sering bikin kita elus dada dan ini bekal untuk ‘menghadapi’ mereka saat remaja nanti, lho. Aku pun jadi tersadar mengapa diriku ini punya pola pikir seperti sekarang, semua dipengaruhi pengalaman kita saat kecil. Buku ini dilandasi penelitian terbaru dan pengalaman dr. Widia, serta dikemas dengan bahasa yang mudah dipahami.”
“Buku Brain Based Parenting dari dr. Ayuwidia Ekaputri ini selain berisi teori pengasuhan, pentingnya memahami perkembangan otak anak dalam pendekatan pengasuhan yang positif, juga memuat beberapa tip penerapan pola asuh tersebut untuk mendukung pertumbuhan anak sehat secara fisik dan mental.”