Pernahkah kamu terjebak dalam permasalahan hidup yang membahayakan keberlangsungan masa depan?

Tenang, kamu tidak sendirian.

Banyak diantara kita yang sering kesulitan menangani gangguan emosional terlebih dalam situasi seperti saat ini. Terkena serangan panik, kehilangan kepercayaan diri, hingga keinginan untuk mengakhiri hidup juga sempat terpikirkan.

Lalu apa yang harus kamu lakukan?

Jules Evans, praktisi filsafat praktis serta pendiri The London Philosophy Club (klub filsafat terbesar di Inggris), pernah mendapati dirinya hidup dalam rasa cemas, depresi, serta stres pasca-trauma selama bertahun-tahun.

Melalui risetnya, Jules mengetahui bahwa gangguan-gangguan emosional ini dapat ditangani dengan CBT (Cognitive Behavioural Therapy atau Terapi Perilaku Kognitif). Metode ini rupanya sangat dekat dengan filsafat Yunani Kuno yang terangkum dalam bukunya yang berjudul, Philosophy for life and other dangerous situation.

Kini, buku karya Jules Evan  telah diterbitakan kedalam versi Bahasa dengan memberikan penjelasan lebih rinci mengenai teknik-teknik dalam CBT— yang diulas kedalam sekolah impian, dari 12 pemikir terbesar di dunia. Kedua belas filsuf itu menyampaikan sebuah pesan berharga agar kita mampu menangani masalah dalam hidup, meminimalisasi emosi berlebihan, mengatur ekspektasi agar tak melulu kecewa, menjaga kendali diri lebih bijaksana, hingga mengenal prinsip menikmati hidup agar lebih tangguh dalam menjalaninya.

Tentang apa buku ini?

  • Jules Evans merupakan pendiri The London Philosophy Club di Inggris yang dikenal sebagai praktisi filsafat praktis.
  • Buku ini didasarkan atas pengalaman hidupnya dan beberapa orang lain yang mampu bangkit dari gangguan emosional dan depresi, melalui teknik CBT (Cognitive Behavioural Therapy atau Terapi Perilaku Kognitif) yang ia buat sendiri.
  • Telah diterjemahkan ke dalam 19 bahasa, serta meraih penghargaan Times Book of the Year.
  • Memberi petunjuk tentang bagaimana meredakan rasa emosi berlebihan, mengatur ekspektasi agar tak melulu kecewa, menjaga kendali diri lebih bijaksana, hingga mengenal prinsip menikmati hidup agar lebih tangguh dalam menjalaninya.

Siapa Jules Evans?

Mengelola Well-Being Project di Centre for the History of the Emotions di Queen Mary, University of London. Dia juga merupakan mitra pengelola London Philosophy Club, klub filsafat terbesar di Inggris, serta memberikan ceramah dan pelatihan filsafat praktis di seluruh dunia. Dia mendirikan www.thephilosophyhub.com, proyek yang dibiayai Dewan Riset Seni dan Kemanusiaan Inggris. Tulisan Jules diterbitkan di Wall Street Journal, The Times, Spectator, Prospect, dan Psychologies. Dia telah bekerja sama dengan berbagai organisasi, di antaranya New Economics Foundation, Rockefeller Foundation, dan School of Life, sekolah filsafat di London. Blognya, www.philosophyforlife.org.

ARTIKEL

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta