Pernahkah kamu terjebak dalam permasalahan hidup yang membahayakan keberlangsungan masa depan?
Tenang, kamu tidak sendirian.
Banyak diantara kita yang sering kesulitan menangani gangguan emosional terlebih dalam situasi seperti saat ini. Terkena serangan panik, kehilangan kepercayaan diri, hingga keinginan untuk mengakhiri hidup juga sempat terpikirkan.
Lalu apa yang harus kamu lakukan?
Jules Evans, praktisi filsafat praktis serta pendiri The London Philosophy Club (klub filsafat terbesar di Inggris), pernah mendapati dirinya hidup dalam rasa cemas, depresi, serta stres pasca-trauma selama bertahun-tahun.
Melalui risetnya, Jules mengetahui bahwa gangguan-gangguan emosional ini dapat ditangani dengan CBT (Cognitive Behavioural Therapy atau Terapi Perilaku Kognitif). Metode ini rupanya sangat dekat dengan filsafat Yunani Kuno yang terangkum dalam bukunya yang berjudul, Philosophy for life and other dangerous situation.
Kini, buku karya Jules Evan telah diterbitakan kedalam versi Bahasa dengan memberikan penjelasan lebih rinci mengenai teknik-teknik dalam CBT— yang diulas kedalam sekolah impian, dari 12 pemikir terbesar di dunia. Kedua belas filsuf itu menyampaikan sebuah pesan berharga agar kita mampu menangani masalah dalam hidup, meminimalisasi emosi berlebihan, mengatur ekspektasi agar tak melulu kecewa, menjaga kendali diri lebih bijaksana, hingga mengenal prinsip menikmati hidup agar lebih tangguh dalam menjalaninya.