Dee Lestari – Author, Singer-Songwriter
Menulis adalah hobi yang dilakoni Dee sejak kecil. Sejak umur 9 tahun, ia sudah berkhayal satu saat nanti pergi ke toko buku dan menemukan buku yang ditulisnya sendiri. Meraih dua penghargaan IKAPI Award Book of The Year 2016 (untuk Intelegensi Embun Pagi) dan 2018 (untuk Aroma Karsa), Dee Lestari berhasil mengukir namanya sebagai salah satu penulis wanita berbakat di Indonesia.
Pada tahun 2000 Dee menulis sebuah manuskrip yang ia rasa layak menjadi buku pertamanya, yakni Supernova: Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh (KPBJ). Setelah terbitnya Supernova KPBJ, Dee semakin dikenal sebagai penulis. Setelah itu Dee menerbitkan antologi pertamanya, Filosofi Kopi, yang merupakan kumpulan karyanya dari tahun 1995 – 2005. Filosofi Kopi berhasil menjadi Karya Sastra Terbaik 2006 versi majalah Tempo dan menjadi 5 Besar Khatulistiwa Literary Award.
Sesuai cita-citanya untuk menjadi penulis multigenre yang tidak terkurung dalam satu jenis tulisan saja, Dee lalu menulis fiksi populer berjudul Perahu Kertas yang segmennya lebih mengarah ke remaja dewasa. Versi cetak Perahu Kertas baru terbit setahun kemudian, yang juga menjadi kerja sama pertamanya dengan Bentang Pustaka. Hingga kini, Perahu Kertas menjadi salah satu karya Dee yang paling laris.
Kerinduan Dee bermusik terpenuhi ketika buku berikutnya, Rectoverso, hadir pada tahun 2009. Sebelas cerpen yang bertandem dengan sebelas lagu menjadi karya hibrida sastra-musik pertama di Indonesia. Rectoverso adalah sebuah buku dengan pengalaman audio (musik), visual (ilustrasi), dan tentunya, sastra.
Karya berikut Dee adalah antologi berjudul Madre yang merupakan kompilasi karyanya dari tahun 2007 sampai 2011. Berisikan tiga belas cerpen dan puisi, Madre mendapat Penghargaan Sastra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dari Kementrian Pendidikan & Kebudayaan Indonesia.
Setelah dua belas tahun diikuti pembaca, Serial Supernova akhirnya ditutup dengan episode keenam, Inteligensi Embun Pagi (IEP), yang terbit pada bulan Februari 2016. Melalui program pre-order, IEP terjual 10.000 eksemplar bahkan sebelum tanggal rilisnya di toko buku.
Aroma Karsa adalah karya terbaru Dee Lestari yang berhasil memperoleh penghargaan IKAPI Award Book of The Year 2018
Andrea Hirata – Pelangi dari Belitong
Dikenal dengan karya fenomenal Tetralogi Laskar Pelangi yang sudah diterjemahkan ke-25 bahasa asing di seluruh dunia. Andrea Hirata berhasil memperoleh berbagai penghargaan literasi baik dari dalam maupun luar negeri, salah satunya adalah penghargaan New York Book Festival 2013 untuk The Rainbow Troops, Laskar Pelangi edisi Amerika
Andrea Hirata adalah pemenang pertama New York Book Festival 2013 untuk The Rainbow Troops, Laskar Pelangi edisi Amerika, penerbit Farrar, Straus & Giroux, New York, kategori General Fiction serta pemenang pertama Buchawards 2013, Jerman untuk Die Regenbogen Truppe, Laskar Pelangi edisi Jerman, penerbit Hanser-Berlin. Andrea Hirata juga pemenang seleksi short story majalah sastra terkemuka di Amerika, Washington Square Review, New York University, edisi Winter/Spring 2011 untuk short story pertamanya Dry Season. Bersama nobelis sastra Orhan Pamuk dan Nadine Gordimer, esai Hirata yang berjudul View from my Window terpilih dalam buku Windows on The World, 50 Writers 50 Views, Matteo Pericoli, Penguin, New York.
International bestseller Laskar Pelangi (The Rainbow Troops) telah diterbitkan ke 25 versi bahasa asing, diedarkan di lebih dari 130 negara dan menjadi referensi di banyak sekolah dan lembaga di luar negeri untuk studi pendidikan, sastra dan budaya Indonesia. The Rainbow Troops terpilih sebagai karya sastra kategori Vintage oleh penerbit Random House dan dinobatkan sastrawan Timur Tengah sebagai novel terfavorit 2014. Novel itu telah pula diadaptasi di dalam dan luar negeri ke bentuk film, musikal, audio book, dan koreografi oleh Washington CityDance Company, USA.
Hirata aktif memberi kuliah creative writing di berbagai universitas di dalam dan luar negeri dan mempromosikan minat membaca serta minat menulis dengan mendirikan museum sastra pertama dan satu-satunya di Indonesia; Museum Kata Andrea Hirata, sejak 2009, di kampung kelahirannya di Belitong.