menulis fiksi shirath

Menulis Fiksi dengan Fiksi Rekomendasi: Shirath

menulis fiksi shirath

Menulis fiksi seperti novel Shirath bagi beberapa orang adalah hal yang berat. Selain karena pembiasaan, faktor lain adalah mengisahkan kehidupan fiktif di dalam sebuah media. Mengatasi hal tersebut, banyak sekali solusi yang bisa dilakukan, misalnya dengan memperbanyak bacaan sesuai lini yang ingin kita buat. Misalnya dalam menulis fiksi dewasa, tentu membutuhkan banyak literatur acuan untuk menajamkan skill kepenulisan. Penulis dengan literatur yang beragam dan bervariasi memungkinkan banyaknya perbendaharaan kata dan imajinasi dalam pikiran. Saat menulis fiksi dewasa, tentu beberapa saran judul buku yang bisa menjadi acuan akan banyak sekali. Salah satunya yang bisa dibaca dan menjadi rujukan inspirasi adalah karya Tasaro GK yang berdiksi indah dan kaya akan penggambaran setting lokasi, novel Shirath.

Menulis Fiksi Seperti Novel Shirath

Saat menulis fiksi, ada banyak sekali hal krusial yang harus dibangun oleh sang penulis. Salah satunya, penokohan yang “hidup”. Komponen tersebut bisa dengan mudah terlihat dalam kisah yang digambarkan tasaro GK dalam novelnya yang terbit awal tahun 2021 ini. Tokoh utama dalam kisah ini, Kashmir seolah menjadi  figur yang begitu nyata akibat penokohannya yang begitu kuat. Sebagai tokoh yang terluka, Kashmir menjadi sosok yang menyita perhatian pembacanya. Lika-liku Kashmir mengatasi perasaannya. Sekaligus menghadapi demensia yang perlahan merenggut segala ingatannya akan komponen cerita. Tasaro GK dan kelihaiannya membangun penokohan bisa menjadi referensi menulis fiksi untukmu.

(Baca kelebihan novel Shirath artikel terkait Travelling Saat di Rumah Aja dengan Novel Shirath)

Hal yang tidak kalah penting lainnya adalah latar yang harus terasa begitu nyata bagi pembaca.  Membuat pembaca merasakan esensi waktu dan lokasi bukan hal yang mudah dalam menulis fiksi. Akan tetapi, dengan kepiawaiannya, Tasaro GK bahkan menghadirkan banyak lokasi dengan latar yang terasa begitu nyata. Tidak hanya mengambarkan tempat-tempat di Indonesia, Tasaro meletakkan tokoh-tokohnya di belahan wilayan yang berbeda-beda. Selain membangun penempatan yang nyata, perbedaan waktu yang digambarkan oleh Tasaro mampu menunjang latar cerita yang begitu rapi dan apik. Dengan membawa Shirath, kamu bisa mengantongi solusi-solusi permasalahanmu dalam menulis fiksi.

Dapatkan Solusimu

Shirath adalah salah satu novel fiksi dewasa yang bisa kamu dapatkan di Mizanstore. Buku terbitan Bentang Pustaka ini masih tersedia dan menunggumu mengembangkan inspirasi berdasarkan keunggulan buku yang ada di dalamnya. Yuk, tulis kisahmu dan hadirkan kisah-kisah berkualitas seperti karya Tasaro GK yang satu ini!

 

travelling di rumah

Travelling Saat di Rumah Aja dengan Novel Shirath

travelling withing books

Travelling di rumah mengunjungi lokasi-lokasi impian memang mimpi hampir sebagian orang. Sayangnya di masa ini, mimpi itu menjadi sesuatu yang nampak mustahil. Merebaknya virus covid-19 hampir di seluruh dunia memaksa setiap orang untuk tetap di rumah demi keselamatan bersama. Tetapi jangan biarkan impianmu padam. Apalagi ditambah dengan stres yang berlebih. Ada saran, lho untuk itu. Saat pikiran begitu suntuk dan segala hal terasa tidak sesuai, membaca buku bisa menjadi opsi bantuan yang tepat. Apalagi, saat bacaanmu menghimpun tempat-tempat yang bisa terasa kamu datangi meski hanya dalam cerita fiksi. Sebuah novel karya Tasaro GK berjudul Shirath ini bisa menjadi travelling-mu bermediakan buku.

Menggambarkan Banyak Tempat

Di dalam buku Shirath ini, pembaca akan bertemu dengan Kashmir, “rekan” travelling. Dia adalah seorang tokoh yang melakukan perjalanan panjangnya yang membuatmu mampir di banyak tempat, mulai dari kota-kota di Indonesia hingga manca negara. Perjalanan Kashmir adalah sebuah usaha yang digambarkan oleh Tasaro GK untuk menyembuhkan hatinya yang terluka. Bagi beberapa orang, usaha untuk penyembuhan diri yang sedang patah hati bisa dengan kabur dari kota tempat mereka berasal. Melalui tempat-tempat yang dikunjunginya, Kashmir berusaha menemukan kembali jati dirinya.

(Baca juga artikel terkait Cinta dalam Ancaman Demensia.)

Perjalanan Kashmir tidak semata-mata travelling biasa. Kashmir memiliki pekerjaan yang memang menuntutnya untuk berpindah dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Penggambaran wilayahnya yang begitu detail membuat pembaca dapat merasakan suasana dan sensasi yang dihadirkan oleh wilayah tersebut. Dalam suatu bab yang menggambarkan wilayah Frankfurt, dituliskan kepentingan Kashmir datang ke sana untuk bertandang pada sebuah acara bazar buku yang begitu megah. Membayangkan wilayah Frankfurt yang begitu asing tapi menarik perhatian saja sudah begitu memanjakan proses pembacaan. Apalagi ditambah dengan sesuatu yang berkaitan dengan bazar dengan lautan buku. Bagi pecinta buku, pasti begitu paket kombo. Sebuah travelling dengan tujuan festival buku yang mewah. Siapa yang tidak tertarik?

Mulai Travelling di Rumah

Sebelum kesuntukan dan rasa gundah menggerogoti waktu-waktu berhargamu selama di rumah aja, membaca buku yang disarankan ini bisa menyelamatkanmu. Melalui buku ini, kamu bisa membuktikan pepatah yang menyebutkan bahwa buku adalah jendela dunia. Sebuah buku karya Tasaro dengan judul Shirath yang bisa kamu dapatkan di sini, mampu mengantarkanmu ke lokasi-lokasi yang beribu-ribu kilometer jauh dari tempatmu berpijak.

Membaca Psikis Patah Hati Melalui Penokohan

sebuah gambaran terkait orang dengan psikis patah hati

Kondisi psikis patah hati mampu mengubah seseorang, seperti pada momen merelakan seseorang ketika patah hati. Bagi beberapa orang, merelakan sesuatu adalah hal yang begitu berat. Tidak mudah merelakan sesuatu meski seringkali ada tawaran menggiurkan. Dalam hal percintaan, merelakan menjadi sesuatu yang sering kali saling beriringan. Tidak semua percintaan berakhir dengan akhir yang berbahagia: Bersatu bahkan pernikahan. Banyak kisah cinta yang gagal dan memaksa seseorang untuk memulai fase baru dalam kehidupan percintaan tersebut. yakni merelakan. Merelakan tidak melulu perihal melupakan. Merelakan adalah sebuah usaha untuk melepaskan sesuatu dan membiarkan sebagaimana adanya. Tidak sedikit dari korban patah hati akhirnya terjerumus dalam suatu jurang rasa sakit dan depresi. Konflik mental ini sering kali muncul dalam kisah-kisah cinta yang begitu mendayu dan melankolis, seperti tokoh Kashmir dalam novel Shirath karya Tasaro GK.

Pengaruh Psikis Patah Hati

Banyak cara melampiaskan rasa sakit ketika mengalami patah hati. Ada yang dengan mengurung diri di kamar, ada pula yang sibuk mencari sesuatu yang mengalihkan perhatian. Tidak dapat dipungkiri bahwa rasa sakit dari patah hati dapat berdampak besar bagi korbannya. Dalam fase merelakan yang telah terjadi, manusia sering kali melakukan sesuatu sebagai upaya terbaik menghilangkan rasa sakit yang dialaminya. Jangan salah, beberapa mampu melakukan hal yang nekat.

Cari tahu lebih lanjut perihal depresi saat patah hati  https://hellosehat.com/mental/gangguan-mood/gejala-depresi-karena-patah-hati/

Dalam contoh kasus dalam kisah Shirath, Kashmir adalah salah satu tokoh yang menjadi korban patah hati. Dalam pelampiasan rasa sakitnya, Kashmir digambarkan melanglang buana menemukan impiannya. Kondisi psikis Kashmir barangkali tidak stabil, tetapi tidak serta-merta menjadikan dirinya kehilangan tujuan besar dalam kehidupannya. Meski demikian, kepercayaan diri tokoh digambarkan merosot, bahkan rendah diri seakan menjadi bagian dari perwatakan Kashmir. Besar pengaruh dari patah hati bukan sesuatu yang bisa diremehkan, psikis bisa menjadi taruhan dari proses menjadi pulih.

Kashmir: Sebuah Pembelajaran

Pada akhirnya, patah hati dalam sosok Kashmir tidak menjadikannya kehilangan nilai-nilai yang bisa diterima oleh pembaca. Sebagai tokoh yang Tangguh, Kashmir menjadi seseorang yang mampu bertahan dalam terpaan masalah. Kisah cinta Kashmir dan Kanya sebagai suatu cerminan bahwa patah hati tidak seharusnya menjadikan seseorang kehilangan dirinya sendiri. Penokohan yang kuat ini menjadi suatu contoh yang bisa pembaca terapkan. Kashmir adalah suatu cermin untuk bangkit setelah jatuh terlalu dalam.

representasi keluarga sebagai bentuk sosial

Pengaruh Latar Sosial dalam Kisah Cinta Manusia

Dalam suatu lingkungan sosial, saat seseorang sampai pada usia yang dianggap menikah, sering kali dihadapkan dengan banyak sekali kerisauan. Perihal siapa, perihal bagaimana, hingga menjawab harfiah pernikahan. Apa itu pernikahan sering kali dihubung-hubungkan dengan perasaan cinta. Seolah-olah syarat mutlak dari menikahi seseorang adalah cinta—sebuah rasa yang tidak kasat mata. Nyatanya, banyak sekali faktor-faktor lain. Di Jawa, ada istilah bibit bebet dan bobot, yang menjadi syarat sah seseorang yang bisa diterima oleh suatu keluarga. Latar keluarga hingga personality dan juga materi yang bersifat wajib untuk diperhitungkan. Dalam kisah cinta, latar sosial mengiringnya demi mewujudkan suatu kisah cinta yang manis dalam bahtera pernikahan. Tidak terkecuali dalam kisah cinta milik Kashmir dan Kanya.

Kashmir: Sebuah Refleksi Tokoh

Membicarakan Kashmir, pembaca seolah tidak pernah bisa lupa perihal pembentukan karakter dan penokohan milik pria satu ini. Dalam novel Shirath, Kashmir adalah tokoh yang diceritakan dengan segala kemalangannya. Namun, beriringan dengan kemalangan tersebut, Kahsmir adalah pria yang teguh dan pekerja keras. Pekerjaannya, kehidupannya stabil meski di balik itu semua, latar belakang kehidupannya seolah bergelayut dan menjadi sesuatu yang tidak pernah terlepas. Lahir dengan keluarga yang dianggap merugikan masyarakat, hidup dan dewasa tanpa kedua orangtuanya, dan cap untuk sosoknya yang sebenarnya tidak seperti opini lingkungan sosialnya.

Ketika bertemu dengan Kanya, Kashmir seolah merasa terhadang oleh kisah hidupnya sendiri. Spekulasi-spekulasi keburukan atas dirinya memenuhi pikiran Kashmir. Latar sosial yang membayangi kehidupannya menjadi tembok pembatas yang begitu tinggi untuk bisa menikahi pujaan hatinya tersebut. Alih-alih menikahi, meraih pun Kashmir terhempas.  Bibit bebet dan bobot tidak memihak padanya. Meski demikian, apalah arti latar belakang sosial bagi satu cinta utuh yang diberikan Tuhan untuk makhluknya?

Cinta dan Sosial

Latar sosial barangkali bisa membatasi realisasi manusia atas perasaannya. Gagal menikah, hubungan yang kandas, atau bahkan hubungan yang tidak pernah benar-benar dimulai. Pun demikian pada kisah cinta milik tokoh utama dalam novel Shirath karya Tasaro GK tersebut. Kashmir hadir sebagai jawaban yang menggantung, dari serangkaian tanda tanya yang dihadirkan oleh Kanya. Karenanya, mereka seolah tidak bisa saling memiliki, entah terbatas oleh latar sosial, atau perihal kehidupan—yang dibangun Tasaro GK—menjadi begitu kejam atas keduanya.

Ikuti kisah Kashmir dan Kanya lewat novel Shirath yang bisa kamu dapatkan di https://mizanstore.com/shirath_70425

Tasaro GK

Merengkuh Pembaca dalam Karya ala Tasaro GK

Tasaro GK belum lama ini menghadirkan buku barunya yang berjudul Shirath. Sebuah kisah yang dibumbui dengan begitu banyak gelora, rasa, dan asa. Shirath yang belum setahun terbit ini sebelumnya telah dinantikan oleh pembaca setia dari sang juru cerita, Tasaro GK. Sebagai karya sekuel dari Sembilu, para pembaca begitu antusias menantikan kehadirannya. Pada novel sebelumnya, tokoh Kashmir dan Kanya begitu menarik perhatian dengan kisah keduanya yang begitu menguras emosi pembacanya. Tak hanya itu, Shirat yang kemudian hadir sebagai suatu karya tulis dengan diksi yang begitu mendayu, seolah menjanjikan para pembaca untuk esensi membaca yang sama dengan karya Sembilu.

(Baca juga Shirath: Anak Rohani Tasaro GK)

Mendapat Tempat di Hati Pembaca ala Tasaro GK

Bagi para pembaca, tokoh Kashmir dan Kanya memberikan efek yang begitu dalam sepanjang jalan kisah. Kisah cinta dari kedua tokoh tersebut memang sebuah pusat sekaligus poros cerita, tetapi dimensi cerita perihal keduanya mampu memberi atensi yang begitu besar saat proses pembacaan. Terlebih ketika Kashmir membawa para pembaca dalam perjalanan dari satu wilayah ke wilayah lain, untuk meluruhkan rasanya terhadap Kanya. Dari Bandung, Yogyakarta, hingga Stockholm, dan negara-negara lainnya. Cara Tasaro menggambarkan rasa dan lokasi latar untuk dimensi dalam novel Shirath lagi-lagi tidak mengecewakan para pembaca yang terseret dalam alur cerita. Perpindahan wilayah yang masih melibatkan rasa yang sama untuk satu orang wanita. Rasa cinta dan setia selalu berhasil memenangkan hati pembaca.

Tidak jauh berbeda dengan kisah Sembilu, sekuelnya ini berhasil memeluk para pembaca dengan cara yang tidak kalah romantik dari rasa Kashmir dan Kanya. Para pembaca tidak sedikit yang menyebutkan perasaan mereka yang begitu campur aduk menyaksikan perjalanan kedua tokoh sentral tersebut. beberapa pembaca juga mengakui meloloskan air mata sedih, kecewa, dan haru mereka sepanjang proses pembacaan. Barangkali beginilah cara Tasaro merengkuh pembaca, dengan meletakkan rasa untuk mendapatkan rasa yang lainnya dari orang-orang yang membaca karyanya ini.

Satu di Antara Mereka

Belum genap setahun dan euforianya masih bisa didapatkan dan akan selalu dapat terasa. Buku selalu dapat menemukan pembacanya. Setelah proses pembacaan-pembacaan dari beberapa orang, Shirath masih bisa menjadi rekomendasi kepada para pembaca baru lainnya. Buku ini masih tersedia dan menunggu pembaca lainnya untuk masuk dalam pusaran ceritanya. Jadilah datu dari sekian banyak pembaca yang merasakan sensasi tulisan ala Tasaro GK.

 

cinta dalam ancaman demensia

Cinta dalam Ancaman Demensia

cinta dalam ancaman demensia

Cinta dalam ancaman demensia. Cinta menjadi sesuai yang begitu krusial bagi manusia. Dihadang oleh dua kemungkinan, berbalas ataupun terabaikan. Dari sekian banyak kemungkinan, orang-orang tetap mengusahakan perasaan mereka pada orang yang tercinta. Banyak cara untuk tetap mencintai, banyak cara untuk tetap mengusahakan rasa.

Namun, banyak pula rintangan yang dihadirkan oleh kondisi bagi orang-orang yang mencinta. Tasaro menghadirkan rasa cinta dalam karyanya yang terbaru, Shirath. Usaha untuk tetap mencintai di tengah-tengah konflik, itu yang dibangun oleh penulis kondang ini. Tidak seperti kisah cinta pada umumnya yang tersebar di kancah dunia penulisan, konflik Tasaro GK dapat disebut lebih segar dan “lain”. Tasaro GK memberi imbuhan konflik medis dalam kisahnya—yang mana membutuhkan data dan keabsahan. Demensia memberi sensasi pada karyanya kali ini

Cinta dalam Ancaman Demensia

Mengusung demensia bukan hal yang mudah bagi Tasaro GK. Demensia menjadi komponen yang krusial dalam kisah ini. Kisah Kashmir dan Kanya menjadi lebih berwarna dengan konflik ini. Demensia merupakan penyakit tentang ingatan. Penyakit ini mengikis ingatan secara perlahan, dan ongat. menjadikan pesakitnya akan melupakan hal yang ada di dalam hidupnya. Membawa Demensia dalam kisah ini erat kaitannya dengan usaha untuk mengingat pada memori yang tersisa. Menghubungkan konflik ini dengan kisah romansa menghadirkan usaha berlebih pada rasa yang dihadirkan dalam tokoh-tokohnya.

(Baca lebih lanjut tentang penyakit ini di Shirath.)

Demensia memberi motif berlebih pada Kashmir untuk terus berusaha, untuk terus tetap mencintai Kanya dan mempertahankan Kanya dalam benaknya. Usaha untuk tetap mencintai menjadi begitu relevan, menjadi begitu ternalar, bukan sekadar cinta buta tanpa tujuan. Ingatan dalam lingkup kisah cinta Kashmir dan Kanya memiliki satu tujuan: untuk tetap saling cinta dan mengingat.

Rekomendasi untuk Kamu

Pembaca pun berperan sebagai seorang pengelana dalam perjalanan yang dibangun dalam kisah ini. Perjalanan panjang tentang rasa, bahkan tentang diri sendiri. Mengingat di antara kesempitan bukanlah hal yang mudah. Hal itu justru menjadi daya tarik dari jalan cerita novel Shirath ini. Tasaro GK membangun konflik dengan begitu rapi, terarah dan bermotif. Meninggalkan kesan klise dalam stereotip kisah fiksi romance, karya ini bisa menjadi rekomendasi bagi para pecinta kisah romance yang unik dan tidak biasa. Selain itu, pembaca dihadirkan sebagai seorang “pendengar” bagi para tokohnya yang berkisah. Mereka menanti para pembaca untuk terus merasakan cinta yang sedang berusaha dibangun untuk tetap ada dalam ingatan.

gambaran dua orang yang saling beusaha meraih asa dan rasa mereka

PENGEMBARAAN RASA DALAM SEBUAH KATA

Menggambarkan suatu rasa seperti menuangkan sesuatu yang abstrak. Sesuatu yang tidak berwujud dan maya. Perwujudan dalam penggambaran rasa dapat dihadirkan melalui perwatakan dari setiap tokoh-tokohnya. Dapat pula berupa suasana yang dibangun sepanjang cerita. Semua penunjangnya tidak pernah terlepas dari cara penulis mengekspresikan perasaannya, melebur dalam seluruh tulisan yang dituangkannya dalam satu media. Seperti yang dilakukan Tasaro GK kepada karyanya yang paling baru: Shirath. Sebagai sekuel dari novelnya yang berjudul Sembilu. Novel ini menghubungkan pembacanya dengan dimensi rasa, dengan digiring oleh kedua tokohnya yang saling mencintai, Kashmir dan Kanya. Dalam novel ini, pembaca adalah pengamat dan sisi yang kelak akan dibawa dalam sebuah media yang begitu luas, tapi terangkum dalam satu buku.

Shirath adalah perjalanan panjang Kashmir, yang berusaha menemukan Kanya sebagai muaranya. Dengan gaya tulisannya yang selalu indah, Tasaro GK bermain dengan diksi-diksi yang mendukung genre dari tulisannya ini. betapa suatu paket yang kombo, membaca kisah cinta dengan diksi yang mendayu dan romantis. Keunikan ini ditambah dengan cara Tasaro tidak membuat tulisannya terkesan berlebihan atau yang sering dikenal sebagai klise.

Ekspresi dari Hati

Sebab tokoh adalah perpanjangan tangan dari sang penulis, maka Kashmir adalah perpanjangan tangan dari Tasaro GK. Tasaro memberikan “keleluasaan” sepenuhnya kepada dirinya sendiri untuk menggambarkan tokoh Kashmir sesuai dengan ekspresi yang hendak disalurkannya pada karyanya ini. Baginya, karya ini menguras perasaannya dalam proses penulisannya, dan pada tokoh-tokohnya, termasuk pada Kashmir-lah pembaca akan menemukan ekspresi hati milik Tasaro. Tasaro membangun perspektif cinta seperti pada mata koin, yakni dua sudut pandang, dihadirkannya pula Kanya yang melengkapi rasa yang sedang dibangunnya pada semesta novel Shirath.

Pada setiap jatuh cinta, kehilangan, melepaskan, Shirath bisa mewakili segala rasa dan mengosongkan relung pembacanya. Shirath mampu menjadi suatu media menilik kembali rasa yang pernah ada, sebuah rasa yang dihadirkan oleh Tuhan untuk makhluknya. Sebab pada dasarnya, kita semua pasti pernah masuk dan mengalami sebuah rasa yang menggebu-gebu pada suatu hal bernama cinta. Atau mungkin merasa rindu, Tasaro mengajak pembacanya menafsirkan kembali melalui satu pertanyaan: “untuk apa sejatinya cinta itu ada dan hadir” dan menjawabnya pada perjalanan panjang milik Kashmir dan Kanya.

Mulai perjalananmu di https://mizanstore.com/shirath_70425

shirath tasaro

Shirath: Anak Rohani Tasaro GK

Tasaro GK akan memberikan karya baru yang merupakan sekuel novel Sembilu, yaitu Shirath. Buku ini akan segera hadir menjadi bacaan yang menginspirasi dan menggelitik untuk para pembaca di Indonesia.

Tasaro GK erat dengan karya-karyanya yang sarat akan nilai religi. Beberapa karyanya yang telah dikenal segenap khalayak adalah seri Muhammad, yang terbagi atas empat buku yakni Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan, Muhammad: Para Pengeja Hujan, Muhammad: Sang Pewaris Hujan, dan Muhammad: Generasi Penggema Hujan. Keempat-empatnya lahir melalui Bentang Pustaka, dan masih menjadi buku yang gencar dicari oleh pembaca dan pengagum Tasaro GK. Buku bernuansa religi lainnya yang baru saja rilis adalah Al-Masih.

Mengenal Lebih Jauh Shirath oleh Tasaro GK

Dengan ciri akan nilai religi yang kerap kali diangkatnya, Tasaro mendobrak semua hal tersebut dengan memberi bumbu lain pada karya tulisnya. Dengan menggabungkan nilai religi dan romansa tanpa menghilangkan ciri tulisannya, lantas lahirlah Sembilu. Novel ini menceritakan tentang kisah percintaan dengan gaya unik Tasaro. Karya yang satu ini menarik perhatian dengan banyak isu yang berusaha diangkatnya menjadi satu plot yang memikat. Tidak diragukan lagi, wawasannya yang cukup luas terkait isu sosial dan masyarakat menjadi basis yang cukup untuk menjadikan latar tempat dan suasana yang hendak dibangunnya dalam novel tersebut. Tasaro GK pernah menempuh karier sebagai wartawan. Isu-isu sosial, religi yang membalut romantisme dengan menghilangkan kesan berlebihan atau istilah yang kita kenal, menye-menye.

(Baca juga: Travelling Saat di Rumah Aja dengan Novel Shirath)

Sembilu: Perjalanan Rasa #1

Sembilu kemudian diputuskan untuk diikuti sekuelnya menjadi satu judul baru yang akan hadir menemani kita semua dalam waktu dekat dengan nuansa yang sama, Tasaro akan menghadirkan esensi baru untuk mengantarkan pembaca pada babak lebih lanjut dari kisah Sembilu ini. Pembaca akan menemui lagi kisah cinta dan perjalanan dari sang tokoh utama, Kashmir. Ada pula tokoh perempuan yang menjadikan eksistensi kisah ini semakin nyata, Kanya. Tokoh-tokoh lain pun tidak kalah dalam turut serta meramaikan kisah ini. Keunikan lain, seperti yang telah digambarkan dalam Sembilu, Tasaro menghubungkan banyak lokasi yang akan dilalui Kashmir, tempat-tempat yang dihadirkan begitu nyata untuk memberi kesan tersendiri dalam pembacaan Shirath. Tasaro barangkali tidak hendak melukai pembacanya dengan memberikan asupan bacaan yang buruk untuk pembaca dan fans setianya.

 

Juwita Wardah M.B

© Copyright - Bentang Pustaka