Almustafa: Kisah Kenabian Penuh Manfaat

Membicarakan The Prophet atau Almustafa, berarti mengulik komponen kehidupan yang dihimpun dalam bentuk prosa-puisi. Kisah ini, seperti halnya karya Kahlil Gibran yang lain, dinarasikan dengan diksi yang begitu kaya dan juga indah. Karya ini terbit pertama kali pada tahun 1923, tetapi kisahnya masih banyak dicari dan diburu oleh para pembaca dari seluruh dunia. Meski terhitung telah berusia 98 tahun sejak terbitan pertamanya, karya Kahlil Gibran ini masih menghadirkan banyak manfaat untuk orang-orang yang membaca karya klasik ini. Mungkin bagi beberapa orang menyangsikan: Apa saja yang sebenarnya menjadi keunggulan kisah Almustafa ini?

Serangkaian Nasihat

AlmustafaMeski hampir berusia seratus tahun, kisah-kisah dalam buku Almustafa ini mampu menjadi sekumpulan kisah yang relevan. Almustafa dituliskan oleh Kahlil Gibran dalam bentuk suatu perjalanan panjang tokohnya, Almustafa yang suci dan sarat akan nilai kenabian. Dalam perjalanannya, satu persatu konflik kehidupan seolah dibentangkan dan Almustafa menjadi sosok yang memberi solusi untuk meringankan, bahkan mengatasi konflik-konflik tersebut. Seperti halnya kehidupan manusia secara umum, meski dibedakan oleh masa dan era waktu, permasalahan kehidupan masih memiliki intinya. Sang nabi inilah yang menjadi poros dan memberi nasihat bijak tersebut.

Baca artikel terkait di sini.

Selain itu, Almustafa terbitan Bentang Pustaka merupakan salah satu karya Kahlil Gibran dengan alihbahasawan Sapardi Djoko Damono. Meski telah diterjemahkan, nasihat-nasihat Almustafa yang sarat akan keindahan tidak kehilangan substansi utamanya. Sapardi Djoko Damono memindahkan isi dan maknanya tanpa membuat tujuan utama sang penulis asli menjadi berubah. Hal ini juga menjadi salah satu yang memberi impresi pada para pembaca untuk larut dalam keindahan yang dihadirkan Kahlil Gibran meski dalam bahasa terjemahan.

Almustafa Sebagai Rekomendasi

Meski selalu menjadi layak baca, tidak semua karya sastra klasik memiliki tingkatan relevan yang tinggi pada 100 tahun setelah terbitan pertamanya. Keunikan inilah yang bisa menjadi pertimbangan kamu membaca kisah yang penuh nasihat ini. Tidak henti-hentinya para pembaca mengelu-elukan Kahlil Gibran, termasuk karya besarnya ini. Dapatkan bukumu di Mizanstore dan buktikan sendiri keunggulan yang dimiliki oleh karya klasik satu ini

cinta dalam sayap sayap patah

Memaknai Cinta dalam Sayap-Sayap Patah

cinta dalam sayap sayap patah

Memaknai cinta dalam Sayap-Sayap Patah tidak sulit untuk dilakukan, tapi manusia sering luput untuk melakukannya. Saat seseorang jatuh cinta, tidak jarang ambisi untuk memiliki menjadi suatu tujuan paling utama, dibandingkan dengan merayakan rasa tersebut.  Cinta yang bertepuk sebelah tangan, cinta yang yang tak terbalas atau apa pun bentuk permasalahan lainnya seharusnya membuat manusia lebih menghargai rasa itu. Dalam prosa puitis Sayap-Sayap Patah, Kahlil Gibran menuangkan secara tersirat pemaknaan cinta, dengan menciptakan Selma Karamy dan Gibran. Permasalahan yang dihadapi kedua tokoh dalam karya sastra fenomenal ini mengajak para pembacanya dalam arus percintaan keduanya. Sebuah percintaan dengan pasang surut rasa, yang membuat proses pembacaan diisi dengan memaknai perasaan yang tidak hanya melihat keindahannya.

Makna Cinta Sayap-Sayap Patah dalam Perpisahan

Sebagai karya sastra dunia, pembaca Sayap-Sayap Patah tentu berasal dari berbagai belahan dunia. Pemaknaannya pun seragam. Namun satu pendapat menyatakan bahwa kisah dalam Sayap-Sayap Patah adalah kisah yang tragis, sehingga menuntut para pembacanya untuk menghadapi kedongkolan akhir cinta Selma Karamy dan Gibran.  Bentuk pemaknaan cinta menjadi tumpang tindih dengan perpisahan yang dihadirkan oleh Kahlil Gibran atas hubungan kedua tokoh yang malang tersebut. Hubungan yang diakhiri oleh tuntutan sosial memberikan sebuah pemaknaan atas kandasnya hubungan mereka. Perpisahan menjadi kawan baik dengan cinta yang dielu-elukan tersebut.

(Baca juga: Kekalutan Cinta dalam Sayap-Sayap Patah.)

Kisah Selma Karamy dan Gibran yang dipisahkan oleh sesuatu yang di luar kuasa keduanya semakin mengiris hati pembaca. Didukung dengan bentuk narasi yang begitu kaya akan diksi yang indah, rasa sakit, cinta, dan segala komponennya begitu padu. Membaca kisah cinta yang tragis ini memberi ruang bagi para pembacanya untuk menekuni setiap kata dan pemaknaannya. Pembaca bisa menyusuri setiap pesan tersirat agar lebih memaknai cinta dan menghargainya. Kahlil Gibran berusaha menunjukkan bahwa cinta menuntut kita percaya pada pengharapan, dan terus memaknainya meski kondisinya dalam posisi yang buruk.

Ciptakan Pemaknaanmu

Meski hampir keseluruhan pemaknaan pembaca nyaris sama, tentu ada batas-batas yang membedakan pembaa satu dengan pembaca lainnya. Sayap-Sayap Patah dalam proses pembacaanmu tentu memiliki pemaknaannya tersendiri. Kamu bisa memiliki cara tersendiri untuk memaknai cinta berdasarkan kisah Kahlil Gibran yang mendunia ini. Buku fenomenal ini masih bisa kamu dapatkan di Mizanstore atau toko buku kesayanganmu.

kehidupan pernikahan dalam buku almustafa

Kehidupan Pernikahan dalam Almustafa

Kehidupan pernikahan dalam Almustafa sering kali disebut-sebut sebagai sesuatu yang berat. Pernikahan  diidentikkan sebagai suatu suatu tahapan yang lebih lanjut dalam fase kehidupan. Menjadi dewasa tidak selalu mampu menampung berbagai kewajiban dalam pernikahan. Anggapan tentang pernikahan ini tidak jarang menjadi suatu momok yang ditakuti, bahkan stigma tentang seluk beluk pernikahan. Stigma yang beredar ini juga sering memunculkan pertanyaan bagi pihak-pihak yang ingin melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius. Jauh sebelum pernikahan menjadi sesuatu yang dinomorduakan di era saat ini akibat stigma tersebut, Kahlil Gibran telah membahasnya dalam prosa-puisinya yang berjudul The Prophet atau yang telah diterjemahkan sebagai Almustafa. Dalam tulisannya itu, Kahlil Gibran mengembalikan lagi hakikat pernikahan sebelum benar-benar masuk dalam pernikahan.

(Baca juga artikel terkait Almustafa Wejangan Puitis untuk Quarter Life Crisis.)

Hakikat Kehidupan Pernikahan dalam Almustafa

kehidupan pernikahan dalam buku almustafa

Dunia mengenal Kahlil Gibran sebagai seorang penulis yang kaya akan diksi indah. Tulisan-tulisannya selalu menghadirkan rasa nyaman bagi para pembacanya. Melampaui impresi tersebut, Kahlil Gibran juga menghadirkan Almustafa sebagai buku dengan diksi yang indah dengan sarat akan nasihat. Termasuk perihal  pernikahan. Almustafa identik dengan rangkaian pertanyaan tentang kehidupan, dan  pernikahan juga tertera di dalamnya.

Dengan dibalut keindahan, Kahlil menerangkan tentang hakikat kehidupan pernikahan yang terdiri atas sepasang. Peranan suami dan istri yang saling mengisi. Tidak ada keberpihakan dalam tulisannya untuk melihat peran yang lebih unggul di antara keduanya. Kahlil Gibran menggambarkan posisi keduanya yang saling membutuhkan sebab hakikat dari pernikahan adalah keputusan untuk bersama. Pernikahan di tulisannya ini begitu diagungkan, sebab melibatkan konsep jodoh dan nilai-nilai religi di dalamnya.

Meski menjunjung tinggi perihal kebersamaan dan keindahan pernikahan, Kahlil Gibran juga menggarisbawahi perihal peranan kehidupan personal dan melibatkan nilai individu. Kebersamaan yang berlebih menjadi sesuatu yang tidak baik, menghilangkan kepentingan individu untuk suara pribadi juga dilarang dalam tokoh Almustafa di buku ini. Keseimbangan nilai-nilai, baik itu cinta, antarindividu, kebersamaan, dan komponen-komponen lainnya memberi perwujudan hakikat   pernikahan.

Pertanyaan Lanjutan Perihal Kehidupan

Beranjak dari pertanyaan tentang kehidupan cinta dan pernikahan, di buku Almustafa juga mengandung pertanyaan lain perihal kehidupan. Nasihat sederhana yang begitu indah dan kaya akan penafsiran ala Kahlil Gibran ini bisa kamu dapatkan di sini. Pertanyaan lanjutan tentang tersebut juga sangat mampu menjadi pedoman dan bekal untuk bahtera pernikahan.

Peranan perempuan

Peranan Perempuan dalam Sayap-Sayap Patah

Peranan perempuan

 

Peranan perempuan dalam lingkungan masyarakat era ini bisa diketahui sudah jauh lebih baik. Jika dibandingkan dengan sebelum terjadinya proses globalisasi dan gaung feminisme, peranan perempuan memang jauh lebih minor. Kita bisa mendapati tokoh-tokoh perempuan dalam serangkaian karya sastra yang begitu tertindas, tidak memiliki daya dan menjadi lapisan kedua di kelompok masyarakat. Satu nama yang bisa dibahas adalah Selma Karamy, seorang tokoh yang dituliskan oleh sastrawan dunia, Kahlil Gibran. Selma Karamy mungkin bisa dibilang sebagai Siti Nurbaya versi milik seluruh dunia. Dengan nasib yang bisa disebut tidak beruntung, Selma menjadi sasaran empuk para penguasa dan kelas sosial yang berlaku di masanya.

Peranan Perempuan dalam Era dan Wilayah

Karya sastra menjadi bentuk paling mujarab dalam penggambaran situasi sosial dan kritik akan hal tersebut. Dalam lini waktu, bentuk-bentuk masyarakat dan habit yang berlaku pun berbeda. Misalnya apabila dikerucutkan perihal masa sebelum menikah. Dalam era Victorian di Eropa, perempuan kerap kali digambarkan sebagai makhluk yang indah dan berdaya untuk menentukan siapa yang akan menjadi suami mereka. Tetapi masih harus ditinjau dari kelas sosial dan rupa mereka. Perempuan-perempuan memang tidak bisa serta-merta menunjuk pilihan secara langsung, tetapi mereka masih memiliki keleluasaan untuk mengambil keputusan.

Baca juga artikel terkait di sini.

Berbeda halnya di Asia Barat, perempuan dapat menjadi komoditas atau sekadar aset yang dikeluarkan ketika waktunya dianggap tepat. Ditinjau dalam karya Kahlil Gibran, Sayap-Sayap Patah yang memfigurasikan masyarakat di lingkungannya. Selma Karamy menjadi suatu ikon yang menggambarkan peranan perempuan di masa dan wilayah tersebut. Selma Karamy yang justru dari keluarga terpandang diharuskan menikah dengan orang yang dianggap sederajat dengannya. Reputasi dan eksistensial Uskup di masyarakat setempat yang begitu diagungkan mampu memberi efek bagi Selma sebagai perempuan yang hendak memilih pasangannya. Selma tidak mampu menggunakan otoritasnya untuk bersatu dengan Gibran. Sayap-Sayap Patah memang sering disebut sebagai suatu karya yang berbasis kisah nyata.

 

Krisik Sosial yang Indah

Meski pada akhirnya beberapa orang lebih menyetujui kisah ini sebagai sebuah fiksi belaka, pembaca tetap mendapat maksud Kahlil Gibran dalam berusaha mengupas peranan perempuan di lingkungan masyarakatnya. Dengan dibalut romance klasik yang menguras emosi, kamu bisa meninjau kritik-kritik yang dituliskan dengan indah. Mulai pembacaan dan analisis sederhana melalui buku Sayap-Sayap Patah yang bisa kamu dapatkan di sini.

menghadapi quarter life crisis

Quarter Life Crisis dengan Wejangan Puitis

menghadapi quarter life crisis

Masa quarter life crisis sering kali menjadi masa yang penuh akan nasihat yang merujuk pada ungkapan inspiratif yang memuakkan. Ketika menghadapi masa-masa ini, orang-orang mungkin mengharapkan sesuatu yang tidak melulu menggurui. Sebab, masa-masa ini kamu tidak hanya berurusan dengan diri sendiri, tetapi juga menyeimbangkan hubungan dengan sesama. Segala hal yang menggurui mungkin justru menjadi bumerang bagi mereka yang berada di posisi ini. Di masa-masa quarter life crisis, kamu mungkin membutuhkan masukan yang tidak mendoktrin atau sebuah wejangan dengan penyampaian yang tidak biasa. Tidak sedikit dari mereka yang menghadapi masa-masa berat ini mencari ketenangan dan solusi dari bacaan mereka. Almustafa karya Kahlil Gibran sangat layak menjadi rekomendasi kamu.

Wejangan yang Reflektif

Quarter life crisis bisa disebut sebagai titik lelah dan jenuh. Kamu mungkin kehilangan semangat dan mempertanyakan jati dirimu. Menghadapi momen ini, bacaan di Almustafa karya Kahlil Gibran bisa menjadi opsi untuk solusi kamu. Sebab, kisah satu ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul di benakmu: perihal faktor-faktor yang kehilangan jawabannya. Almustafa menghadirkan rangkaian tema yang dimulai dari pertanyaan. Kahlil Gibran berdiri melalui tokoh utamanya, ia menjawab dengan pemaparan yang menjadi fasilitas bagi para pembacanya untuk berefleksi. Jawaban-jawaban yang tidak menohok dan menggurui.

Alasan lain kamu harus membaca Almustafa, baca di sini!

Tidak melulu perihal nasihat bermoral, karya ini sarat nasihat puitis. Seperti khas Kahlil Gibran, kalimat-kalimat di dalam prosa-puisi ini ditulis dengan keindahan yang memberimu kenyamanan saat membaca. Di setiap lembarannya, kamu akan menemui jawaban yang tetap inspiratif dan kaya akan motivasi. Refleksi dengan sesuatu yang implisit akan terdengar lebih menyenangkan daripada sesuatu yang terlalu memaksamu untuk berubah dalam waktu yang cepat. Menyenangkan dan menyamankan diri adalah yang penting di masa-masa ini

Hadapi Quarter Life Crisis dengan Ketenangan

Saat menghadapi quarter life crisis, kamu memerlukan waktu untuk meredam semua kegelisahanmu. Lingkungan dan pribadi yang tenang menjadi hal yang mendukungmu untuk melewati masa berat ini. Tidak perlu buru-buru, ambil jeda dan fasilitasi dirimu dengan asupan dan benda-benda yang membantu proses ini. Almustafa karya Kahli Gibran bisa kamu dapatkan di sini. Yuk, bekali dirimu dengan bacaan yang menenangkan dan mampu mendukungmu menghadapi masa quarter life crisis. Jangan kehilangan diri dan menjadi bahagia adalah hal yang penting. Selamat membaca!

Belenggu Romansa dan Relevansi Kondisi Masa Kini

Belenggu romansa pada masa kis

 

Ada banyak jenis belenggu romansa. Beberapa disebabkan oleh konflik internal seperti kepribadian dari kedua belah pihak. Dari kasus internal, masih dapat memiliki turunan konflik. Namun, beranjak dari konflik internal, ada pula yang disebabkan oleh konflik eksternal. Dalam konflik eksternal, sering kali belenggu menjadi sesuatu di luar kuasa dari kedua belah pihak yang menjalin hubungan. Seperti hierarki sosial, atau kasus seperti agama dan ras yang sering kali menjadi alasan pasangan-pasangan berpisah. Kasus eksternal menjadi faktor yang mampu berubah kadar keberpengaruhannya. Hal ini tentu diprakarsai oleh zaman dan era yang terjadi di masa itu. Hal ini bisa dilihat dari kisah Selma Karamy dan Gibran dalam Sayap-Sayap Patah, belenggu romansa mereka yang bersifat eksternal. Jika diterapkan di masa kini, mampu memunculkan tanda tanya, apakah yang terjadi pada keduanya masih relevan di masa kini?

Beda Masa Beda Belenggu Romansa

                Perubahan zaman banyak memberi pengaruh pola pikir. Pada zaman di era Gibran dan keluarga Karamy hidup, kelas sosial bisa jadi menjadi begitu penting untuk mempertimbangkan segala hal, tidak terkecuali persoalan pasangan hidup. Latar belakang sosial dan reputasi seseorang menjadi nilai utama seseorang dipilih menjadi rekan atau pasangan. Tidak hanya persoalan zaman persoalan wilayah dan adat istiadat juga begitu memengaruhi pola pikir. Belenggu-belenggu itu sebenarnya justru diciptakan oleh pola pikir yang dibangun di kelompok masyarakat setempat.

Namun, disamping itu, pada masa kini, faktor-faktor eksternal dari belenggu romansa yang terjadi di masa itu masih bisa ditemui. Tidak sedikit orang-orang yang masih mengaplikasikan adat istiadat dan pola pikir yang konservatif di masa kini. Nilai kebudayaan yang tidak mudah hilang meski penggunaannya dianggap tidak tepat. Kasus ini mampu menjadi pertanyaan yang tidak ada habisnya, masihkah belenggu romansa di ranah sosial masih relevan hingga saat ini? Masihkan kelas sosial menjadi nilai utama dari pemilihan pasangan hidup seperti pada kasus Selma Karamy dengan Gibran? Pertanyaan ini pun mampu menjadi pertanyaan yang sama sinisnya: apakah perbedaan zaman membuat masyarakat meninggalkan budaya yang ditanamkan?

Konflik yang Menyayat Hati

Tidak sedikti kasus Selma Karamy-Gibran yang terjadi di lingkungan masyakat era terkini. Masyarakat yang masih membatasi diri mereka sendiri karena kepercayaan dan kebiasaan yang dianut. Melalui Sayap-Sayap Patah, pembaca bisa melihat betapa berpengaruhnya pola pikir yang membentuk suatu zaman. Kisah cinta kedua tokoh milik Kahlil Gibran ini memberi suatu sudut pandang tentang belenggu romansa yang begitu menyedihkan dan menyayat perasaan. Belenggu yang di luar kuasa para pemilik hubungan itu sendiri.

Dapatkan bukunya di Mizan Store 

dewasa dan sebuah fase kehidupan

Membaca Kehidupan dengan Almustafa

Semakin dewasa, kehidupan manusia pun semakin kompleks. Ada kewajiban baru, rasa baru, bahkan pemikiran-pemikiran yang terus-menerus terbarukan. Tingkatan kompleksitas dalam hidup manusia sering kali membuat manusia itu kesulitan memahami dirinya sendiri. Persoalan jati diri, kemauan, dan kewajiban seolah saling tumpang tindih dan meminta untuk segera dituntaskan. Banyak pertanyaan yang tidak jarang hinggap di benak. Alih-alih menjawabnya dengan penjelasan yang tuntas, kita sebagai manusia justru menjawab dengan pertanyaan baru yang justru tidak menemukan jawabannya.

Persoalan Kehidupan Diri

Dimulai dari konflik internal manusia, seperti halnya akal dan pikiran. Hal-hal yang senantiasa lekat dengan kebiasaan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sesuatu yang bisa jadi tidak bisa dilepaskan dari identitas diri masing-masing orang. Lebih jauh sedikit, membicarakan perihal hubungan antarsesama, terhadap keluarga, orang yang dicintai, serta orang-orang yang kita anggap teman dan kerabat. Persoalan manusia yang tidak pernah berujung lainnya adalah hubungan dengan manusia lain yang meliputi kecocokan, bersinggungan, dan perasaan lainnya.

Di kehidupan dewasa pula, manusia akan memiliki satu rutinitas baru yang disebut pekerjaan. Rasa bosan akibat siklus tersebut mungkin pernah menjadi persoalan di benak kita. Untuk apa pekerjaan ini? apakah cocok untukku? Dan berbagai tanda tanya lain yang kadang diakhiri dengan kepasrahan sebagai jawabannya. Ketika sampai pada kasus ini, serangkaian fakta-fakta ekonomi memaksa kita untuk tetap terjun dalam bidang-bidang yang menimbulkan rasa tanpa aman dan nyaman. Pernahkan singgah di benakmu perihal gundah tersebut?

Dijawab dengan Keindahan Kata

Merangkum seluruh kegelisahan manusia dewasa dengan satu kepadatan karya yang luar biasa. Kahlil Gibran menjawab serangkaian pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan tulisan penuh kedamaian dan sarat akan cinta kasih yang kelembutan sebagai manusia. Manusia dengan segala hubungan yang pernah dijalaninya terhadap siapa pun dan apa pun. Persoalan antarsesama menjadi lebih tulus dan murni. Persoalan pekerjaan dan kewajiban menjadi hal yang hadir beriringan dengan rasa keikhlasan.

intip juga keindahan kata danaspek  inspiratif dalam Almustafa melalui https://bentangpustaka.com/pemaknaan-pada-sebuah-perjalanan/

Manusia berkaca bahwa menjadi dewasa adalah cara yang tidak terlampau buruk dengan segenap jawaban dari Almustafa yang ditulis dalam karya Kahlil Gibran ini. Dengan membaca karya sastra dunia yang satu ini, kita pun membaca kehidupan yang sedang membentang di hadapan kita.

sebuah ruangan yang menampilkan pementasan seni

Sebuah Kisah Cinta sebagai Seni Mendunia

Seperti lazimnya suatu seni, ada hal-hal yang kemudian terbangun atas keterhubungan.  Tidak terkecuali dalam karya sastra. Tulisan-tulisan yang memiliki ciri khas sebagai keunggulannya akan menarik perhatian dari pembacanya. Daya tarik itu sering kali hanya sebagai bahan perbincangan, pujian dari mulut ke mulut. Kumpulan manusia yang saling memberikan ulasan dan merekomendasikan bacaan yang baru saja mereka baca. Selanjutnya karya tersebut akan meluas dan terkenal di beberapa kalangan. Namun, ada pula bentuk lain dari apresiasi “daya tarik” yang telah didapatkan. Beberapa orang yang memiliki wewenang dan keahlian tidak jarang melakukan lebih, seperti membuat bentuk adaptasi yang baru untuk interpretasi pembacaan—atau bahkan buku bacaan tersebut. The Broken Wings karya Kahlil Gibran menjadi satu di antara sekian banyak karya yang mendapatkan keistimewaan tersebut.

Didaptasi ke Banyak Wahana

Sebagai suatu karya sastra yang besar dan mendunia, The Broken Wings diekori oleh nama penulisnya, yakni Kahlil Gibran. Karya ini menarik para pembacanya dari segala aspek, baik dalam tema besarnya, kisah cinta, atau penunjang-penunjang yang menjadikan karya tersebut semakin hidup. Para seniman tidak segan-segan datang sebagai tangan sambung untuk melebarkan kisah ini. Kisah yang mengandung konflik-konflik sosial dan peran perempuan ini memberi gambaran baru bagi para penyadurnya untuk lebih dari sekadar membahas kisah cinta. Karya-karya seni adaptasi buku ini berusaha melahirkan kembali The Broken Wings sebagai sesuatu yang lebih terlihat, yakni dalam bentuk visual.

Pada tahun 1964, novel ini diadapatasi menjadi suatu film dengan judul yang sama, yakni The Broken Wings. Film ini disutradarai oleh Yusuf Maloof dengan mengusung latar Arabians. Masih mengisahkan perihal kisah cinta Gibran dengan Salma, film ini juga memberi detail pada lingkungan sosial yang ada pada latar kisahnya. Dibuat dengan nuansa hitam putih memberi citra film klasik yang bisa menjadi representasi baru bagi karya sasta dunia yang satu ini. Selain itu, film ini juga telah disadur menjadi suatu drama musical dengan judul Broken Wings yang ditampilkan di London’s Theatre Royal Haymarket secara perdana.

Intip pelaksanaan pertunjukannya di https://brokenwingsmusical.com/

Karya Tulisnya yang Direkomendasikan

Segala bentuk adaptasi karya seni dapat menjadi tolak ukur keindahan dan daya tarik suatu karya sastra. The Broken Wings telah dialihbahasakan juga ke dalam banyak bahasa, termasuk ke dalam bahasa Indonesia. sebelum menikmati karya seni adaptasinya, puisi prosa karya Kahlil Gibran ini bisa menjadi rekomendasi bacaan untukmu.

Latar Tempat Yesus Anak Manusia

Mengenal Latar Tempat Yesus Anak Manusia: Dari Nazaret Hingga Jerusalem

Latar tempat merupakan unsur yang penting di dalam cerita. Tanpanya, suatu peristiwa akan berbeda rasanya sebagai cerita. Sebagai salah satu unsur yang penting, latar tempat dalam suatu cerita kerap kali menggunakan tempat yang terdapat dalam realitas. Penggunaan wilayah geografis tertentu sebagai latar tempat suatu cerita juga bukan tanpa alasan. Selain bertautan dengan peristiwa yang pernah terjadi, suatu tempat juga terkadang memiliki nilai historiografis yang menjadikan tempat tersebut berkesan. Sebagai contohnya, kita akan menilik Nazaret dan Jerusalem, latar tempat dalam Yesus Anak Manusia.

Nazaret, Latar dan Kenangan Masa Kecil Seorang Anak Manusia

Nama kota ini diilhami dari bahasa Ibrani, yaitu dari kata netzer yang berarti tunas atau yang tumbuh. Nazaret dikenal sebagai kota di mana Yesus kecil tinggal. Tempat ini menjadi salah satu kota suci lantaran memiliki beberapa bangunan bersejarah seperti Gereja Basilika, Gereja St. Gabriel, dan beberapa monumen sejarah lainnya. Kota ini sangat identik dan lekat dengan Yesus. Tak hanya sekali, dalam kisah Yesus Anak Manusia, Yesus selalu dijuluki sebagai Yesus orang Nazaret.

Tetapi, orang ini Yesus orang Nazaret, Ia sudah berbicara tentang Tuhan terlalu luas untuk tidak menyerupai jiwa manusia mana pun, terlalu tahu untuk menghukum, terlalu mengasihi untuk mengingat dosa-dosa makhluk-makhluk-Nya.

Kota ini dipercaya oleh sebagian pengikut-Nya sebagai kota tempat lahirnya Yesus. Beberapa meyakini kesuciannya disebabkan oleh adanya sumur Maria di kota ini. Kota juru selamat, kota yang kelak akan memberkati saudara-saudara-Nya menuju surga.

Ia adalah Yesus orang Nazaret yang akan membawa semua saudara-Nya kepada Dia Yang Diminyaki, bahkan kepada Kata yang pada awalnya bersama Tuhan.

Jerusalem, Kota Suci Manusia Beragama

Nama kota ini berasal dari tradisi Sumeria, yaitu kata yeru yang berarti pemukiman dan Shalem yang merupakan dewa pelindung. Kota ini dikenal sebagai kota suci beberapa agama. Tempat-tempat suci seperti Masjid Al-Aqsa, Kubah Shakhrah, Tembok Barat, Gereja Makam Kudus, hingga Makam Taman terdapat di kota ini. Hingga sekarang, kota ini juga masih menjadi sorotan dunia karena konflik berkepanjangan atas persoalan klaim wilayah antara Palestina dan Israel.  Sengketa ini membuktikan adanya unsur historiografis yang panjang tentang kota ini, kota suci bagi manusia beragama. Dan, kota ini menjadi saksi sejarah kehidupan Yesus dalam pengembaraan-Nya.

Mari kita menuju Jerusalem. Kota itu menanti kita. Aku akan masuk ke gerbang dengan mengendarai anak kuda jantan, dan Aku akan berbicara kepada orang banyak.

Kota ini juga memiliki keramat yang teramat lantaran menjadi kota yang lama ditinggali oleh Yesus sebagai tempat menyebarkan ajaran cinta kasih-Nya. Ia berkeyakinan bahwa kota ini akan abadi, tidak hanya karena disucikan oleh saudara-saudara-Nya, tetapi juga karena disucikan oleh seluruh umat manusia beragama.

Tak ada seorang pun yang akan menjungkirkan kami selama kami masih memiliki kekuatan ini untuk menahannya, dan tak seorang pun akan menjatuhkan Jerusalem selama dinding-dinding kotanya masih tegak di atas batu purba yang dulu diletakkan Daud.

Lalu bagaimanakah kisah-kisah lainnya dalam kedua kota bersejarah ini? Selengkapnya dalam Yesus Anak Manusia. Terbit segera!

 

 

Lugas Ikhtiar

the prophet

The Prophet: Sebuah Perjalanan yang Begitu Dicintai

The Prophet atau Sang Nabi merupakan karya dari sang sastrawan dunia, Kahlil Gibran yang terbit perdana pada tahun 1923. Setelah hampir 100 tahun terbit, karya ini telah dinikmati oleh banyak sekali pembaca dari seluruh dunia. Kahlil Gibran menuliskannya dengan tokoh utama yang begitu dikenal oleh dunia, yakni Sang Nabi. Seperti dalam judulnya. karya ini ditokohutamai oleh Sang Nabi, yang kemudian dikenal dengan Almustafa. Pada bukunya ini, Kahlil Gibran menuangkan banyak sekali masalah-masalah yang akan kerap ditemui oleh para manusia di bumi. Perihal cinta, rasa, hidup dan hal-hal yang menyertainya, bahkan perihal antarmanusia, orang tua kepada anak misalnya.

The Prophet yang Dicintai Semua Kalangan

Pembaca dunia merespons karya ini sebagai suatu karya yang sangat membangun. Hal ini bisa terlihat dari lalu lalang manusia yang ditemui oleh Sang Nabi agung di seluruh dunia. Digambarkan tanpa kecenderungan keyakinan apa pun membuat kisah ini bisa diterima oleh semua kalangan, terlebih kisahnya yang begitu inspiratif. Sebab, kehidupan sendiri menawarkan dan menyediakan banyak sekali pesan dan amanat dari setiap masalah, buku ini seolah merangkumnya menjadi satu kesatuan yang siap dikaji bersama. Kahlil Gibran melalui tokoh inspiratifnya ini, seolah-olah merangkum keseluruhan masalah yang ada dalam bait-bait indah yang dihasilkan oleh tangannya yang lihai. Sebuah karya yang dicintai dan dinikmati oleh banyak manusia, entah sebagai penghiburan atau sebagai sebenar-benarnya buku yang dipelajari.

Perjalanan yang dilakukan Sang Nabi membawa pembaca dalam satu pemahaman dan pemahaman lainnya. Beberapa hanya membaca dan menyimak. Atau bahkan lebih dari itu, pembaca senantiasa menelaah betul isi dalam buku tersebut. tidak hanya demikian, beberapa pihak telah mewujudkan buku bijak satu ini ke dalam bentuk yang lain, yakni film. Alih wahana buku prosa-puisi Kahlil Gibran ini membuktikan adanya ketertarikan dari masyarakat luas kepada karya sastra ini. suatu karya yang menjadi besar karena keindahan, kebijaksanaan yang ditawarkan dalam setiap pertemuan Sang Nabi.

The Prophet karya Kahlil Gibran telah hadir di dalam bahasa Indonesia dengan judul Almustafa. Dialihbahasakan oleh maestro dalam negeri, Sapardi Djoko Damono, yang telah mengenal betul seluk beluk sastra dan keindahan di dalamnya.

Dapatkan buku Almustafa di sini.

© Copyright - Bentang Pustaka