Novel, puisi, quote untuk Remaja

Musuh Jadi Cinta dalam Masa Remaja

Musuh jadi cinta memang sering terjadi di masa remaja. Awalnya, timbul rasa benci, bertengkar, lalu berubah menjadi dendam karena rasa kesal sudah menumpuk. Bisa jadi, hal itu adalah suatu pendekatan yang tidak kasat mata. Beberapa dari kalian mungkin langsung tebersit siapa orangnya yang suka bikin jengkel, lalu merutuki dalam hati. Indikator sederhana itu biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari di masa sekolah, masa remaja, atau masa ranum-ranumnya emosi seseorang. Pada masa ini, transisi emosi bisa berubah dengan cepat. Misalnya dari membenci seseorang, bisa jadi jatuh cinta beneran. Waduh! Banyak sekali kasus sedemikian yang kemudian diangkat menjadi kisah cinta yang manis. Misalnya dalam Vanilate karya Risma Ridha.

novel musuh jadi cinta

Menengarai Musuh Jadi Cinta

Dalam novel Vanilate sang tokoh utama, Vanila tidak segan-segan untuk meluapkan segala kebencian yang sudah penuh terhadap Late. Baginya, Late bukan seseorang yang bisa terus diperlakukan baik. Perlakuan selanjutnya tentu gelagat yang jutek, atau omongan yang ketus. Kedua tindakan tersebut selalu menjadi sinyal untuk menunjukkan permusuhan. Nanti sesudahnya, akan banyak hal yang merembet, misalnya keinginan untuk terus membuat kebencian itu sebagai suatu yang terpatri. Tapi pada akhirnya, yang terjadi malah teringat terus! Lho?

Menarik garis pada kehidupan remaja, kasus sedemikian ini bisa ditemui bahkan dialami oleh kamu yang membacanya. Usahamu yang terus membenci justru sia-sia karena kamu baru saja membuatnya terus teringat. Seperti Vanila yang meledak, atau dari pihak Late yang justru ikut turut dalam pusaran intensitas besinggungan dengan “musuhnya” ini. Di pihak siapa pun, kasus musuh jadi cinta ini bisa jadi asal muasal kisah kasih yang manis di masa remaja kamu!

(Baca artikel terkait Vanilate di Stereotip Novel Wattpad di Kalangan Pembaca)

Interpretasi Diri

Dengan siapa lagi validasi itu bisa didapat kalau bukan bermula dari kamu? Orang terdekat kamu akan terus mempertanyakan hubungan kalian dan memberi ledekan yang makin membuat perasaanmu menggebu-gebu. Manis dan pahitnya kisah ini bisa kamu temukan dalam Vanilate, sebuah romance remaja dengan topik Musuh jadi Cinta  yang baru saja terbit dan bisa didapat di Mizanstore. Bak berkaca, kamu akan menemukan dirimu sama terjebaknya dengan Vanila dalam perasaannya sendiri.

Stereotip Novel Wattpad di Kalangan Pembaca

Pernah mendengar stereotip novel Wattpad yang dianggap sebelah mata? Pandangan yang satu ini tidak dapat langsung dihilangkan dalam masyarakat. Ada beberapa hal yang perlu dibongkar dan perlu kita kaji kembali. Faktanya, tidak sedikit penulis Wattpad yang menghasilkan karya tulis yang berkualitas dengan mengusung tema dan konflik yang unik. Salah satunya, seperti yang dilakukan oleh Risma Ridha dalam karyanya yang berjudul Vanilate. Kisah ini bisa menjadi mediator untuk membongkar stereotip yang berkembang terkait novel yang diangkat dari platform Wattpad. Banyak alasan kenapa novel Wattpad masih worth the hype, bahkan setelah proses penerbitannya. Apa aja, sih, alasannya?

Stereotip Novel Wattpad

Karya Segar dari Penulis Baru

Wattpad biasanya menjadi jujukan napak tilas para penulis. Saat menuangkan karyanya di platform tersebut, penulis bermula membagikan ide-idenya yang berkembang menjadi satu karya yang utuh. Gaung yang bersambut dari para pembaca dapat menjadi acuan hasil tulisan penulis tersebut. Pada dasarnya, setiap karya tulis memiliki sasaran pembacanya, pun yang terjadi dalam platform di Wattpad.

Baca juga artikel terkait dengan judul Mulutmu Harimaumu: Talenta dan Petaka

Saat lahir ke proses penerbitan, karya-karya dengan penulis jutaan tersebut melangkah lebih jauh untuk dikenal di luar zona pembaca lamanya. Namun, tidak sedikit orang-orang yang menyangsikan kualitas ide dan eksekusi penulisannya. Kesangsian tersebut merambah ke pembentukan stereotip novel wattpad, mulai dari picisan, atau novel dengan konflik umum. Pendapat itu dapat membunuh kualitas karya dan eksistensi ranah pembacaan secara umum. Tanpa apresiasi, tidak ada perkembangan lebih lanjut para penulis baru dengan ide-ide segar tersebut.

Membongkar Stereotip Novel Wattpad

Apresiasi untuk karya tersebut sebaiknya adalah dengan membacanya dan meninggalkan stereotip novel Wattpad yang beredar di masyarakat. Setelah proses panjang dalam kanal Wattpad dan jumlah pembaca, penulis telah membuktikan karyanya berhasil menarik perhatian pembaca. Seperti halnya karya Risma Ridha yang akan terbit, Vanilate. Dengan pembaca yang begitu banyak di kanal bacaan tersebut, karya satu ini membuktikan kualitasnya terhadap pembacaan di lingkungannya. Mendukung karya tersebut menggapai pembaca lebih luas bisa didukung dengan mendapatkan dan memulai membaca bukunya. Vanilate akan segera terbit dan bisa didapatkan di MizanStore. Sebuah kisah yang akan menarik perhatianmu dan siap membuktikan kesegaran idenya.

menulis fiksi shirath

Menulis Fiksi dengan Fiksi Rekomendasi: Shirath

menulis fiksi shirath

Menulis fiksi seperti novel Shirath bagi beberapa orang adalah hal yang berat. Selain karena pembiasaan, faktor lain adalah mengisahkan kehidupan fiktif di dalam sebuah media. Mengatasi hal tersebut, banyak sekali solusi yang bisa dilakukan, misalnya dengan memperbanyak bacaan sesuai lini yang ingin kita buat. Misalnya dalam menulis fiksi dewasa, tentu membutuhkan banyak literatur acuan untuk menajamkan skill kepenulisan. Penulis dengan literatur yang beragam dan bervariasi memungkinkan banyaknya perbendaharaan kata dan imajinasi dalam pikiran. Saat menulis fiksi dewasa, tentu beberapa saran judul buku yang bisa menjadi acuan akan banyak sekali. Salah satunya yang bisa dibaca dan menjadi rujukan inspirasi adalah karya Tasaro GK yang berdiksi indah dan kaya akan penggambaran setting lokasi, novel Shirath.

Menulis Fiksi Seperti Novel Shirath

Saat menulis fiksi, ada banyak sekali hal krusial yang harus dibangun oleh sang penulis. Salah satunya, penokohan yang “hidup”. Komponen tersebut bisa dengan mudah terlihat dalam kisah yang digambarkan tasaro GK dalam novelnya yang terbit awal tahun 2021 ini. Tokoh utama dalam kisah ini, Kashmir seolah menjadi  figur yang begitu nyata akibat penokohannya yang begitu kuat. Sebagai tokoh yang terluka, Kashmir menjadi sosok yang menyita perhatian pembacanya. Lika-liku Kashmir mengatasi perasaannya. Sekaligus menghadapi demensia yang perlahan merenggut segala ingatannya akan komponen cerita. Tasaro GK dan kelihaiannya membangun penokohan bisa menjadi referensi menulis fiksi untukmu.

(Baca kelebihan novel Shirath artikel terkait Travelling Saat di Rumah Aja dengan Novel Shirath)

Hal yang tidak kalah penting lainnya adalah latar yang harus terasa begitu nyata bagi pembaca.  Membuat pembaca merasakan esensi waktu dan lokasi bukan hal yang mudah dalam menulis fiksi. Akan tetapi, dengan kepiawaiannya, Tasaro GK bahkan menghadirkan banyak lokasi dengan latar yang terasa begitu nyata. Tidak hanya mengambarkan tempat-tempat di Indonesia, Tasaro meletakkan tokoh-tokohnya di belahan wilayan yang berbeda-beda. Selain membangun penempatan yang nyata, perbedaan waktu yang digambarkan oleh Tasaro mampu menunjang latar cerita yang begitu rapi dan apik. Dengan membawa Shirath, kamu bisa mengantongi solusi-solusi permasalahanmu dalam menulis fiksi.

Dapatkan Solusimu

Shirath adalah salah satu novel fiksi dewasa yang bisa kamu dapatkan di Mizanstore. Buku terbitan Bentang Pustaka ini masih tersedia dan menunggumu mengembangkan inspirasi berdasarkan keunggulan buku yang ada di dalamnya. Yuk, tulis kisahmu dan hadirkan kisah-kisah berkualitas seperti karya Tasaro GK yang satu ini!

 

mulutmu harimaumu

Mulutmu Harimaumu: Talenta dan Petaka

mulutmu harimaumu

Pernah dengar peribahasa mulutmu harimaumu? Peribahasa yang satu itu memang merujuk perihal tuturan dan dampaknya bagi penuturnya. Dengan peribahasa itu, kita diajak untuk berhati-hati dalam berucap, atau juga dalam bertingkah. Tetapi, bagaimana jika istilah Mulutmu Harimaumu menjadi suatu pokok permasalahan dalam kehidupan seseorang seutuhnya? Seperti halnya Vanila, dalam kisah Vanilate karya Risma Ridha yang akan rilis pada bulan Juli ini. Kisah Vanila adalah pertarungan diri untuk terus menjaga hal yang hendak diutarakan. Kalau salah, bisa sangat berbahaya. Pasalnya, apa pun yang diucapkan oleh Vanila selalu berakhir menjadi kenyataan. Seolah-olah peribahasa Mulutmu Harimaumu adalah perwujudan sosok Vanila!

Mulutmu Harimaumu: Sebuah Talenta

Vanila dalam kisah Vanilate adalah gadis yang luar biasa. Ia digambarkan sebagai seorang siswa SMA yang tidak biasa! ia merupakan  seseorang yang memiliki keahlian khusus dalam dirinya. Tentunya, tidak semua orang dapat mewujudkan apa pun yang terucap dari mulutnya. Tetapi Vanila adalah pengecualian. Risma Ridha ingin menambah adrenalin dari pembacanya dengan menghadirkan keahlian khusus dari Vanila yang begitu dengan dengan keseharian: tuturan. Berbicara dan bahan tuturan adalah suatu habis keseharian, tapi dengan memberi “penyelewengan” kebiasaan, merupakan suatu kebaruan.

(Intip artikel terkait Vanilate: Sebuah Prahara Sumpah Serapah, yuk!)

Ucapan yang menjadi kenyataan adalah suatu talenta. Vanila bisa saja mengucapkan segala sesuatu yang selalu positif untuk menghadirkan suatu perwujudan yang indah.  Istilah Mulutmu Harimaumu selalu beriringan dalam setiap tuturan, tidak melulu baik, tapi juga sesuatu yang bersifat negatif. Selain menjadi talenta, kasus yang dialami Vanila mampu menjadi sesuatu petaka. Tidak jarang Risma Ridha membuat kemampuannya ini menyeret Vanila dalam kubangan masalah. Lebih dari masalah, Vanila juga terus-menerus dijerat oleh perasaan bersalah.

Petaka atau Talenta?

Vanilate adalah kisah kehidupan Vanila dengan kemampuan khususnya ini. Pembaca akan diajak menyelami kehidupan Vanila dengan berat dan mudahnya memiliki kemampuan untuk mewujudkan ujarannya. Risma Ridha juga mengimbuhkan beberapa tokoh yang semakin meramaikan kisah dalam novel Vanilate, baik mereka yang menjadi korban dari mulut Vanila, atau mereka yang menjadi kontra atas tuturan Vanila yang berbahaya. Di sinilah pembaca akan menemukan jawaban dari pertanyaan perihal kemampuan khusus Vanila: Petaka atau Talenta? Nantikan informasi prapesannya di akun resmi Belia Bentang .

Membaca buku fantasi

Membaca Buku Fantasi: Mengembalikan Kewarasan

Membaca buku adalah sebuah sarana untuk penghiburan, tidak terkecuali membaca novel fantasi. Novel fantasi menjadi genre yang memiliki peminat yang cukup tinggi. Karya-karya dengan genre ini sering kali menggunakan sesuatu yang bersifat imajiner dan tidak ternalar untuk menghidupkan gambaran magis para pembacanya. Seperti yang kita kenal dengan ilmu magis, atau kemampuan ajaib yang sering digambarkan pada tokohnya. Tidak semua penulis bisa mengantarkan para pembacanya untuk sampai di titik imajinasi yang sesuai dengan bentuk naratif yang dituliskannya. Tapi mari mulai membedah karya milik penulis lokal untuk mengembangkan kualitas penulis Indonesia. Salah satunya adalah Sahlil GE dengan karyanya The Girl From Tomorrow.

(Baca juga artikel tentang The Girl From Tomorrow: Novel Fantasi Indonesia: Eksistensi dan Optimisme)

Narasi Penuh Misteri

Membaca buku fantasiThe Girl From Tomorrow adalah suatu karya yang dipenuhi plot dan kejadian magis di dalamnya. Dengan realitas kehidupan yang tampak begitu stagnan, membaca buku fantasi yang satu ini bisa mengembalikan angan yang kaya dengan sihir. Tidak hanya menawarkan kisah yang berbau sihir, Sahlil GE juga menjelaskan hal-hal ganjil yang penuh misteri. Sahlil GE dapat diakui andal dalam memunculkan tanda tanya pada suatu kejadian dan membuatnya beralasan di bagian lain. Sehingga meski merupakan kisah yang bersifat magis, The Girl From Tomorrow tidak serta merta menjadi kisah fantasi dengan narasi yang penuh dengan omong kosong dan kemustahilan yang aneh. Kisah yang dituliskan oleh Sahlil GE ini dipenuhi oleh misteri yang membuat kegiatan membaca buku fantasi menjadi alternatif rutinitas yang menyenangkan.

Masih banyak hal-hal menarik lainnya yang membuat The Girl From Tomorrow menjadi kisah fantasi yang bisa direkomendasikan. Beberapa hal lainnya adalah tokoh-tokoh dalam novel The Girl From Tomorrow yang digambarkan begitu unik dan nyentrik. Dari tokoh-tokoh inilah kamu akan diajak mengarungi keseluruhan jalan cerita dengan begitu menyenangkan.

Yuk, Membaca Buku Fantasi!

Dengan kondisi realitas masa kini yang semakin tidak menentu, break sejenak dari rutinitas yang terlalu berat bukan hal yang egois. Dalam kondisi yang demikian, kita diharapkan tetap sehat baik secara fisik maupun mental. Selain asupan yang bergizi, kegiatan yang menyenangkan dan penuh penghiburan juga sangat dibutuhkan. Membaca buku fantasi menjadi saran berkegiatan yang menyenangkan, tentu dengan rekomendasi bacaan yang menghibur seperti The Girl From Tomorrow karya Sahlil GE. Untuk mendapatkan buku, bisa  ke toko buku kesayangan kamu atau  melalui Mizanstore.

prahara sumpah vanilate

Vanilate: Sebuah Prahara Sumpah Serapah

Prahara sumpah di Vanilate ini seperti layaknya yang kita temukan di kehidupan sehari-hari. Siapa di sini pernah mengutarakan sumpah serapah saat kesal? Atau justru saat merasa senang?

Tidak bisa dipungkiri bahwa kita sering kali berujar sembarangan dan semaunya saat sedang kesal yang membentuk kutukan atau sumpah serapah yang buruk. Atau sebaliknya, kita kadang menebar janji saat merasa senang. Dalam emosi yang begitu stabil, kita justru menyesalinya. Tapi bagaimana ya, jika justru tuturan kita adalah segala bentuk realitas yang belum terjadi? Atau bisa disebut sebagai: realitas dalam ujaran. Sumpah yang selalu menjadi nyata. Dalam kisah yang satu ini, pembaca akan diajak bermain-main dengan suatu tuturan milik tokohnya. Sebuah kisah karya Risma Ridha yang berjudul Vanilate.

(Kenalan lebih lanjut dengan sang penulis Risma Ridha: Segera Hadir Kembali!, yuk!)

Prahara Sumpah di Vanilate

kisah kasih dan prahara sumpahDi kisah ini kamu akan bertemu dengan sang tokoh utama yang bisa kamu sebut juga sebagai pemegang kendali. Segala tuturannya mampu menjadi sesuatu berbahaya, sebab hampir seluruhnya menjadi kenyataan. Saat ia tidak menyukaimu, kamu bisa menjadi sasaran empuk kehidupan yang bersumber dari ujarannya. Semua ini menjadi suatu figurasi dari diri sendiri bahwa tidak semua hal harus diujarkan. Begitupun dengan Vanila, sang tokoh utama ini.

Pemahamannya akan hal ini menjadikan Vanila sebagai kumpulan prahara sumpah yang tetahankan di Vanilate. Di dalam dirinya menumpuk banyak hal yang akhirnya tidak terucap. Entah baik entah buruk. Di benaknya sibuk dengan ketakutan yang menjadikannya diam dan tidak banyak bicara. Vanila digambarkan selalu menutup mulutnya, irit berucap karena segala hal bisa menjadi prahara untuknya. Apalagi sesuatu yang merupakan sumpah serapah. Kita tahu benar bahwa sumpah serapah adalah sesuatu yang berdasar pada hati yang paling dalam. Vanila sendiri sudah lama berusaha meninggalkan refleks pribadinya untuk melontarkan sumpah serapah.

Berdasarkan Pengamatan

Vanila dalam kisah Vanilate adalah sebuah pengembangan dari pengamatannya. Risma Ridha tida menulis dengan sembarangan terkait merekonstruksi pemaknaan prahara sumpah serapah di Vanilate. Setelah Happy Birth-die tamat di Wattpad,  ia mulai menulis kisah VaniLate dengan gaya tulisnya yang khas itu. Keduanya bergenre fantasi ringan. Sesekali pembacanya kelak bisa menemukan tokoh-tokoh Happy Birth-die dalam cerita VaniLate. Kisah ini terinspirasi dari pengalamannya mengamati orang di sekitar, yakni makin banyak orang yang berbicara tanpa berpikir dahulu sehingga tak sadar menyakiti hati lawan bicaranya.

travelling di rumah

Travelling Saat di Rumah Aja dengan Novel Shirath

travelling withing books

Travelling di rumah mengunjungi lokasi-lokasi impian memang mimpi hampir sebagian orang. Sayangnya di masa ini, mimpi itu menjadi sesuatu yang nampak mustahil. Merebaknya virus covid-19 hampir di seluruh dunia memaksa setiap orang untuk tetap di rumah demi keselamatan bersama. Tetapi jangan biarkan impianmu padam. Apalagi ditambah dengan stres yang berlebih. Ada saran, lho untuk itu. Saat pikiran begitu suntuk dan segala hal terasa tidak sesuai, membaca buku bisa menjadi opsi bantuan yang tepat. Apalagi, saat bacaanmu menghimpun tempat-tempat yang bisa terasa kamu datangi meski hanya dalam cerita fiksi. Sebuah novel karya Tasaro GK berjudul Shirath ini bisa menjadi travelling-mu bermediakan buku.

Menggambarkan Banyak Tempat

Di dalam buku Shirath ini, pembaca akan bertemu dengan Kashmir, “rekan” travelling. Dia adalah seorang tokoh yang melakukan perjalanan panjangnya yang membuatmu mampir di banyak tempat, mulai dari kota-kota di Indonesia hingga manca negara. Perjalanan Kashmir adalah sebuah usaha yang digambarkan oleh Tasaro GK untuk menyembuhkan hatinya yang terluka. Bagi beberapa orang, usaha untuk penyembuhan diri yang sedang patah hati bisa dengan kabur dari kota tempat mereka berasal. Melalui tempat-tempat yang dikunjunginya, Kashmir berusaha menemukan kembali jati dirinya.

(Baca juga artikel terkait Cinta dalam Ancaman Demensia.)

Perjalanan Kashmir tidak semata-mata travelling biasa. Kashmir memiliki pekerjaan yang memang menuntutnya untuk berpindah dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Penggambaran wilayahnya yang begitu detail membuat pembaca dapat merasakan suasana dan sensasi yang dihadirkan oleh wilayah tersebut. Dalam suatu bab yang menggambarkan wilayah Frankfurt, dituliskan kepentingan Kashmir datang ke sana untuk bertandang pada sebuah acara bazar buku yang begitu megah. Membayangkan wilayah Frankfurt yang begitu asing tapi menarik perhatian saja sudah begitu memanjakan proses pembacaan. Apalagi ditambah dengan sesuatu yang berkaitan dengan bazar dengan lautan buku. Bagi pecinta buku, pasti begitu paket kombo. Sebuah travelling dengan tujuan festival buku yang mewah. Siapa yang tidak tertarik?

Mulai Travelling di Rumah

Sebelum kesuntukan dan rasa gundah menggerogoti waktu-waktu berhargamu selama di rumah aja, membaca buku yang disarankan ini bisa menyelamatkanmu. Melalui buku ini, kamu bisa membuktikan pepatah yang menyebutkan bahwa buku adalah jendela dunia. Sebuah buku karya Tasaro dengan judul Shirath yang bisa kamu dapatkan di sini, mampu mengantarkanmu ke lokasi-lokasi yang beribu-ribu kilometer jauh dari tempatmu berpijak.

Kritik dalam Balutan Keindahan Sastrawi

Pernah kan, kamu mengutarakan suatu kritik dan mendapat respons yang justru menyerang pendapatmu? Barangkali itulah yang kerap dialami bagi kebanyakan orang. Kritik yang disampaikan justru dianggap sebagai ujaran kebencian atau konotasi buruk lainnya. Faktanya, kritik adalah bentuk respons dari suatu hal. Bentuknya bisa secara literer atau secara tersirat seperti karya-karya seni pada masa kini. Termasuk yang dilakukan oleh Feby Indirani yang melahirkan karyanya sebagai bentuk kritik sosial. Karya yang dituliskan Feby Indirani di antaranya adalah kumpulan cerita pendek bertajuk Memburu Muhammad dan Bukan Perawan Maria. Keduanya sama-sama menyuarakan pendapat Feby berdasarkan pengalamannya. Apakah itu?

 

Sastra dan Kritik

Dewasa ini, banyak ditemukan karya-karya sastra yang cukup vokal untuk menyuarakan pendapatnya ke khalayak. Salah satunya cerpen-cerpen yang dituliskan oleh Feby Indirani dengan pengalamannya, baik di lingkungan sosialnya atau hasil pengamatannya selama terjun ke dunia jurnalistik. Banyak hal yang membuatnya resah terutama dalam bidang religi di Indonesia. Menurutnya, ada beberapa hal yang tidak pada tempatnya. Sesuatu hal yang dianggapnya melebihi batas menjadi suatu hal dengan sistematis yang berjalan dan dipatuhi oleh masyarakat umum. Feby Indirani mencoba “melawan” sistem yang berlaku tersebut. Sayangnya, ujarannya dianggap tidak berdasar dan mengandung kebencian.

Sastra sebagai KritikDengan membungkus ujaran kritiknya dengan sastra, Feby Indirani mengharapkan suaranya terdengar. Melalui sastra, Feby tidak hanya mengutarakan kritik dan keresahannya. Dalam kumpulan cerita pendeknya tersebut, Feby Indirani menghadirkan ekspresinya dan segala bentuk respons terkait keagamaan di Indonesia. Menuliskan karyanya dalam bentuk fiksi satire tidak membuatnya dijegal dengan dalih tidak mendalami agama. Memburu Muhammad dan Bukan Perawan Maria adalah suaranya yang bebas sebagai masyarakat secara umum. Tanpa menghadirkan tulisan yang mengandung kebencian, Feby Indirani mengajak kita berefleksi melalui kumpulan cerpennya tersebut.

Selengkapnya tentang Feby Indirani bisa kamu akses di sini

 

Bentuk Baru untuk Diterima

Dengan sastra, pembaca mampu berkaca dan menafsirkan sendiri dengan berbasis pada pengalaman personalnya. Bentuk penerimaan yang diterima menjadi meluas, sehingga kritik sosial yang berusaha disampaikan tidak lagi perihal “keahlian beragama”, tetapi berupa karya implisit yang kaya akan makna. Penasaran dengan kisahnya? Dapatkan bukumu di sini.

Risma Ridha

Risma Ridha: Segera Hadir Kembali!

 

Risma Ridha

Buat kamu yang pernah membaca novel yang berjudul Happy Birth-Die, pasti tidak asing dengan Risma Ridha. Sosok ini memang pernah menghadirkan novel yang bergenre fantasi ringan tersebut. Sebelumnya, karya Happy Birth-Die diterbitkan di Wattpad dengan jumlah pembaca yang cukup fantastis. Dengan pretasi kepenulisannya di novel Happy Birth-Die tersebut, ia  kembali menghadirkan karya baru yang akan segera terbit pada bulan Juli. Sebuah karya yang sebelumnya terbit di kanal Wattpad dan dibaca 18 ribu kali ini akan segera hadir dalam bentuk cetak. Judulnya erat dengan minuman di kafe favoritmu: Vanilate.

Intip wajah Vanilate di Wattpad di sini, yuk!

 

Romance-fantasy ala Risma Ridha

Risma Ridha selalu erat dengan genre fantasi. Genre satu ini memang memiliki pamor pembaca yang cukup tinggi, mengingat bentuk narasi dan konfliknya begitu luar biasa dan sangat imajinatif. Dalam karyanya kali ini, Risma Ridha masih berkecimpung dengan tokoh-tokoh dengan kemampuan khusus. Unsur fantasi dituangkan dengan liar oleh Risma Ridha dalam bentuk penokohan yang kuat dan berkarakter unik. Akan tetapi, keunikan dan daya tarik dari kisah ini tidak hanya berhenti di penokohan. Tokoh-tokoh eksentrik ini akan memberi kekuatan pada plot sehingga menghadirkan konflik yang bisa diikuti tengan saksama.

Dalam Vanilate, pembaca akan menemukan sosok-sosok yang memberi warna baru pada jenis kisah romance-fantasy di Indonesia. Kisah remaja ini tidak melulu berkiblat pada kisah cinta yang melankoli semata, tetapi juga kisah dengan pengembangan karakter yang menarik untuk disimak.

 

Fantasi: Minat Pembaca Indonesia

Dewasa ini, kisah-kisah fantasi banyak menjamur di Indonesia dengan beragam bentuk plot, konflik, dan gaya tulis. Banyak di antaranya merupakan karya dari penulis Indonesia, lho! Sudahkah kamu membaca karya fantasi dari penulis Indonesia? Atau masih ragu? Yuk, segarkan keraguanmu dengan membaca artikel ini. Karya-karya ini tidak lagi kalah dengan karya penulis luar karena pada dasarnya penulis Indonesia telah lama menambah kualitas penulisannya, termasuk dalam kisah milik Risma Ridha ini. Kisah fantasi yang membalut serangkaian masa muda, remaja, sekaligus kritik sosial Risma terhadap manusia dan cara mereka bertutur.

Sudah siap menyambut karya Risma Ridha yang baru?

Feby Indirani: Dari Dekat agar Lekat

Feby Indirani

Feby Indirani adalah seorang jurnalis dan penulis sejumlah buku fiksi dan nonfiksi. Belum lama ini, ia melahirkan anak rohaninya, yakni Memburu Muhammad dan Bukan Perawan Maria. menjadi seorang jurnalis membuat Feby Indirani melihat banyak peristiwa yang terjadi, seperti  halnya konflik-konflik di lingkungan sosial. Hal ini membuatnya menangkup kabar dan informasi menjadi narasi yang dihaturkannya kepada masyarakat umum. Tidak hanya berita, cerpen-cerpen yang dituliskannya mengandung unsur fenomena yang terjadi di lingkungan masyarakat luas. Secara umum, beberapa penulis sering kali menghadirkan tulisan yang dengan penyampaian makna yang begitu implisit. Namun tidak sedikit pula penulis menghadirkan makna yang eksplisit. Karya-karya yang cenderung berani dan eksplisit menjadikan Feby Indirani sebagai cerpenis satire.

Gaya tulis Feby Indirani yang unik ini membuatnya masuk ke dalam “5 Sastrawati dari 5 Zaman” (ditayangkan di YouTube Peta Sastra Indonesia, 6 Februari 2021 yang bisa kamu saksikan di sini). Pada tayangan tersebut, diperkenalkan lima generasi perempuan penulis sejak era R.A. Kartini. Novelis Ayu Utami menyebut Feby mewakili generasi pasca-reformasi. Sedangkan Indonesia Tatler menyebutnya sebagai satu dari empat perempuan penulis Indonesia terbaik pada 2019.

 

Feby Indirani dan Karya Reflektifnya

Setelah merebut perhatian pembaca di Indonesia, Bukan Perawan Maria juga memiliki popularitasnya di negara lain. Di Italia misalnya, pada 2019 Bukan Perawan Maria mendapat pujian kritikus sastra, media, dan pembaca di negara tersebut. Beberapa judul di dalam buku kumpulan cerpen tersebut bahkan diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman dan bisa diakses pada situs Haus der Indonesischen Kulturen. Selain itu juga terbit dalam bahasa Jepang, dalam antologi karya pengarang dari berbagai negara Muslim di seluruh dunia.

Pada satu karyanya yang berjudul Bukan Perawan Maria, Feby Indirani telah mendapat apresiasi publik nasional bahkan juga di kancah internasional. Hal tersebut dikarenakan tulisannya ini kritis terhadap penganut agama, tetapi menghadirkannya dengan humor dan kelembutan. Proses penulisannya tidak serta-merta sembarangan. Hasil pengamatan dan pengalamannya secara personal menghadirkan tulisan dengan permasalahan yang begitu dekat dengan para pembaca. Kedekatan itu menjadi suatu acuan bahwa cerpen-cerpen karya Feby Indirani menyuguhkan keresahan masyarakat luas yang relatif seragam.

Bukunya bisa kamu dapatkan di sini untuk menebus rasa penasaranmu.

 

© Copyright - Bentang Pustaka