Takut Berkreasi

Jangan Takut Berkreasi, Setiap Karya Memiliki Peminat

Kamu takut berkreasi? Apakah kamu pernah menonton sebuah film animasi garapan M Dot Strange yang berjudul We Are the Strange? Wahyu Aditya dalam Sila ke-6 menceritakan bahwa ia pernah menontonnya di sebuah acara di London yang bernama Power to Pixel. M Dot Strange adalah sosok yang mencuri perhatiannya melalui penampilan dan karya yang dipresentasikan kala itu.

“Kreativitas itu mengikuti hukum energi, tak bisa habis, juga jika dihambat.”

— Goenawan Mohamad

Dalam film animasi itu, M Dot Strange dengan percaya diri menggabungkan ide Monster Inc, Nightmare Before Christmas, dan video game jadul khas Jepang dalam satu karya. Tagline-nya pun tak kalah nyeleneh, Monster Inc Meets The Nightmare Before Christmas Inside of A Retro Japanese Video Game. Sebagian besar orang yang melihat poster dan membaca tajuk film tersebut mengerutkan kening.

“Itu film apa, sih?”

Ini adalah film animasi yang sudah tersedia dalam bentuk DVD dan telah diterjemahkan ke dalam 17 bahasa. Selain DVD, karyanya juga dimonetisasi dalam bentuk merchandise yang laku keras di pasaran. Hebat, bukan? Siapa sangka karya yang mulanya dicap freak itu rupanya mampu mendapat apresiasi yang tidak main-main?

Otodidak Mengasah Kreativitas

Takut Berkreasi

Dengan prestasi yang luar biasa dan nama yang melambung tinggi, tahukah kamu bahwa M Dot Strange tidak mengenyam pendidikan formal di bidang animasi? Iya, semua ide yang dituangkan dalam karyanya merupakan hasil dari belajar otodidak melalui internet.

Banyak orang yang merasa kesulitan menerapkan teori yang telah dipelajarinya ke dalam hasil karya. Namun, pada kenyataannya, di dunia otodidak tugas kita malah menciptakan teori baru dan membuat standar sendiri.

Jangan Takut Berkreasi dan Keluar dari Pakem

Menurut pemikiran M Dot Strange, tidak ada istilah salah dan benar dalam pembuatan suatu karya, yang ada hanyalah sepakat atau tidak sepakat. Kesepakatan itu pun tergantung pada pihak mana yang ditanyakan.

Jadi, jangan cemas memikirkan apakah karya yang kamu ciptakan sudah sesuai teori dan standar  umum atau belum. Ingatlah bahwa standar umum tidak seharusnya menjadi tolak ukur atau batasanmu dalam berkarya.

Manfaatkan Media Sosial

Pada masa sekarang, konsumen tidak hanya ingin menjadi pembeli produk. Mereka juga ingin terlibat di dalamnya dan bahkan diajarkan pula untuk berkarya. Pemikiran inilah yang mendorong M Dot Strange untuk mengumpulkan orang-orang berselera sama dengannya di sebuah media forum daring.

Ia melibatkan para pengikutnya di dalam proyek We Are the Strange dengan memasukkan foto mereka setelah diubah menjadi animasi monster dengan Photoshop. Pada era digital ini, jangan ragu untuk memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan interaksi dengan peminat karyamu.

Sejatinya, berbagai macam karya memiliki peminat masing-masing. Tidak peduli apakah karya itu dinilai aneh, jelek, nyeleneh, atau bagus oleh sebagian orang. Tugas kita sekarang sebagai pembuat karya adalah mempertemukan hasil kreativitas kita kepada penikmat yang tepat.

 

Nur Aisyiah Az-Zahra

cara peduli orang introvert

12 Cara Peduli Pada Orang Introvert

Berikut 12 cara peduli pada orang introvert yang bisa kamu lakukan pada anggota keluarga dan temanmu yang introvert. Punya anggota keluarga atau teman seorang introvert? Jangan khawatir. Ikuti tips berikut.

Cara Peduli pada Orang Introvert

cara peduli orang introvert

1. Hargai kebutuhan mereka akan privasi

Introvert adalah orang yang sangat menjaga privasi. Mereka akan membuat garis batas yang tegas antara dirinya dan orang sekitar. Meskipun kamu ingin berusaha dekat dengan teman-teman introvert-mu, sadarilah bahwa mereka memiliki privasi yang butuh dijaga dan dihargai.

2. Jangan pernah mempermalukan mereka di depan publik

Sebuah kesalahan besar jika kamu mengonfrontasi introvert di depan umum. Jangan sengaja meletakkan mereka dalam posisi ketika mereka harus diperhatikan oleh orang banyak dalam konteks yang negatif. Selain membuat malu, hal itu juga dapat mengecilkan hati mereka. Kalau sudah begitu, kemungkinan mereka akan menjadi enggan untuk kembali berkarya atau berkreasi.

3. Biarkan mereka mengobservasi situasi baru terlebih dahulu

Ketika introvert “diceburkan” ke dalam lingkungan baru, berilah mereka waktu dan ruang untuk mengamati situasi. Introvert perlu merasa nyaman dengan situasi baru tersebut sebelum dapat memulai apa pun. Entah itu dalam hal bersosialisasi atau berkarya.

4. Berikan mereka waktu berpikir, jangan menuntut jawaban instan

Introvert adalah seorang pengamat dan pemikir. Dalam menjawab sebuah pertanyaan, seorang introvert cenderung tidak hanya memikirkan jawaban atas pertanyaan tersebut, tapi juga bagaimana respons dan perasaan si penanya. Bukan berarti mereka tidak bisa menjawab dengan spontan. Mereka bisa menjawab dengan spontan, lho. Hanya saja, alangkah baiknya apabila kita memberikan mereka waktu untuk berpikir terlebih dahulu.

5. Jangan menginterupsi mereka

Beberapa orang introvert memiliki kesulitan ketika hendak menyampaikan sesuatu. Mereka menyusun kalimat dan berpikir berulang kali tentang kemungkinan respons yang akan didapat. Sebuah interupsi, baik itu bersifat positif atau negatif, bisa membuat mereka segan untuk melanjutkan kalimatnya. Oleh karena itu, biarkanlah para introvert menyelesaikan kalimat mereka.

6. Berikan pemberitahuan sebelumnya tentang perubahan yang terjadi di hidup mereka

Introvert merupakan orang yang membutuhkan waktu untuk melakukan beberapa hal, termasuk menerima perubahan yang terjadi dalam hidup mereka. Namun, jangan salah mengira bahwa introvert adalah orang yang lamban dan tidak sigap.  Mereka hanya perlu mengetahui dan mempersiapkan diri untuk setiap perubahan itu agar dapat melewatinya dengan baik.

7. Berikan 15 menit pemberitahuan untuk mereka menyelesaikan pekerjaan yang sedang dilakukan

Sebelum menyuruh mereka melakukan hal lain, berikan waktu 15 menit untuk mereka menyelesaikan apa pun yang sedang mereka lakukan saat itu. Sama seperti pemberitahuan dari pengawas ketika ujian hampir berakhir, layaknya seorang murid, introvert perlu memastikan bahwa tak ada yang kurang dari apa yang sedang mereka kerjakan.

8. Tegur mereka di tempat yang tertutup

Cara ini berkaitan dengan poin nomor dua yang telah disebutkan sebelumnya. Jadilah orang yang lebih peka dengan tidak memberikan teguran kepada introvert di tempat terbuka. Hal itu tidak hanya berdampak baik bagi introvert, lho. Kamu juga akan menjadi pribadi yang lebih baik jika memerhatikan hal kecil ini.

9. Ajari mereka kemampuan baru secara privat

Apabila ada sesuatu yang ingin kamu ajarkan kepada introvert, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah membawa mereka ke tempat privat. Introvert merupakan tipe orang yang dapat memelajari hal baru dengan baik jika berada di ruang tertutup dengan sistem pengajaran yang privat. Berilah kenyamanan untuk mereka belajar dan berkembang.

Baca juga: Wahyu Aditya, Bikin 250 Karikatur dalam Semalam!

10. Dorong mereka untuk mencari satu sahabat yang memiliki kesamaan minat dan kemampuan

Seseorang pernah mengatakan. Satu sahabat lebih baik daripada seratus kenalan. Itu benar. Lebih baik memiliki satu orang saja yang mengerti kita dengan baik, daripada dikelilingi oleh banyak orang yang masih asing. Introvert sangat menghargai pertemanan. Doronglah mereka untuk mencari satu sahabat yang memiliki banyak kesamaan dengan mereka agar para introvert merasa lebih aman dan nyaman.

11. Jangan menuntut mereka untuk mencari banyak teman

Melanjutkan penjelasan poin sebelumnya, kita tidak boleh menuntut introvert untuk memiliki banyak teman. Ketahuilah bahwa mereka jauh lebih menghargai hubungan yang rekat, dalam, dan bertahan lama. Hindari mengatakan hal ini di depan mereka, “Temanmu cuma segitu? Dikit amat!”

12. Hargai introversi mereka, jangan coba-coba mengubah mereka menjadi extrovert

Pelru diingatkan kembali, ekstroversi dan introversi bukanlah persoalan siapa yang lebih mudah bersosialisasi. Ini adalah perihal tentang bagaimana seseorang merespons sebuah stimulasi. Jika mereka merasa lebih nyaman berada di zona yang tertutup dan tak banyak orang, maka biarkan mereka melakukan kegiatanmu di sana. Talenta seseorang bisa maksimal bila berada di area yang dapat menstimulasinya dengan baik. Hargai itu dan jangan pernah mencoba mengubah mereka menjadi seorang extrovert.

Introvert dan extrovert memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pada dasarnya, setiap manusia pasti memiliki introversi dan ekstroversi dalam diri mereka. Mari menjadi individu yang lebih peka terhadap sesama dalam hubungan sosial kita. Kata Mas Wadit dalam Sila ke-6, introvert itu cool!

 

Nur Aisyiah Az-Zahra

Jepang Maskot Polisi

Jepang Memiliki Maskot Polisi untuk Setiap Prefektur

Maskot polisi di Jepang? Seperti apa, tuh? Pernahkah terbayang olehmu kalau polisi berseragam yang rata-rata berwajah datar itu dibuat versi karakter animasi yang lucu dan menarik? Itulah yang Jepang lakukan untuk membuat ikon populer supaya polisi mereka dapat diterima di kalangan masyarakat, khususnya anak-anak.

Di Jepang, polisi membutuhkan waktu dan cara untuk dapat diterima masyarakat. Katakanlah, ini merupakan upaya PDKT alias pendekatan dari pihak berwajib kepada warga yang mereka layani. Kalau maskot-maskotnya sudah dibuat selucu dan semenggemaskan itu, siapa yang tidak akan jatuh hati?

Jepang Maskot Polisi

Setiap Maskot Memiliki Nama

Jepang memiliki 47 prefektur dan seluruhnya memiliki maskot kepolisian. Asal kalian tahu, semua maskot di Jepang memiliki nama khusus, termasuk maskot polisi. Sebagai contoh, maskot polisi Tokyo bernama Pipo-kun.

Nama-nama itu bukan acak, lho. Pipo merupakan kependekan dari PeePo atau People and Police. Nama yang disandang tersebut bertujuan agar memberikan kesan bahwa polisi dan masyarakat dapat bersahabat dan menjalin hubungan yang baik. Desain maskot mereka juga bukan dengan prinsip ‘asal lucu saja’, setiap bagian dari maskot tersebut memiliki filosofi.

Telinga Pipo-kun dibuat lebar, itu mengartikan bahwa polisi akan selalu mendengar keluhan warga mereka. Mata yang besar menyiratkan bahwa polisi Tokyo akan melihat apa yang dilakukan warganya. Antena di atas kepala menyimbolkan bahwa para polisi akan mengamati warga mereka untuk memastikan keadaan sekitar baik-baik saja.

Baca juga: Rp 2 Jutaan Keliling Jepang

Maskot sebagai Komoditas Pasar yang Menarik

Selain menjadi “actor” utama untuk iklan promosi tertib lalu lintas dan lainnya di prefektur masing-masing, maskot Jepang juga telah menjadi komoditas yang laris di pasaran. Mereka membuat maskot itu dalam berbagai macam produk yang dapat dijual di tempat wisata. Gantungan kunci, stiker, boneka, poster, dan miniatur adalah beberapa produk maskot polisi yang kerap paling terkenal.

Orangtua Jepang sering membelikan produk tersebut untuk anak-anak mereka. Jadi, selain memberikan hadiah, mereka juga mengedukasi anak tentang kepolisian. Anak kecil cenderung lebih memahami sesuatu dalam pemaparan yang menarik ketimbang penjelasan panjang lebar. Komoditas maskot polisi ini adalah produk yang bisa memberikan hal itu.

Pentingnya Maskot dalam Pemasaran dan Promosi

Maskot menjadi wajah bagi perusahaan, lembaga, organisasi, acara, atau daerahmu. Salah satu cara untuk meningkatkan brand awareness adalah dengan membuat maskot yang akan diingat oleh masyarakat, sehingga ketika mereka mendengar suatu brand disebutkan, hal pertama yang akan terbayang di otak mereka adalah si maskot.

Maskot menyederhanakan hal-hal rumit. Bagi orang yang kesulitan memahami bacaan panjang tak menarik tentang suatu prosedur, akan lebih mudah, eye-catching, dan diingat jika si maskotlah yang menunjukkan caranya. Sebagai contoh, maskot memeragakan cara memakai sabuk pengaman untuk anak-anak dengan lagu dan tarian sederhana.

Maskot merupakan alat pemasaran yang bagus, terutama jika promosi yang dilakukan berbasis media sosial. Engagement dengan pelanggan dapat ditingkatkan dan mascot marketing bisa mengurangi segala keengganan customer untuk berinteraksi dengan perusahaan atau lembaga di media sosial. Pipo-kun bahkan punya Instagram, lho!

Haruskah Polisi Indonesia Memiliki Maskot Polisi di Jepang?

Ya! Setelah apa yang disebutkan di atas, polisi Indonesia harus memiliki maskot juga. Apabila masih terlalu sulit untuk membuat maskot bagi 34 provinsi, mungkin pemerintah dapat memulai dengan mendesain maskot untuk Polisi Republik Indonesia (POLRI) terlebih dahulu.

Sungguh disayangkan polisi Indonesia kerap mendapat komentar negatif dari masyarakat. Dengan adanya maskot, diharapkan hal tersebut dapat berkurang, sehingga polisi Indonesia akan dipandang sebagai pelindung warga yang ramah dan bersahabat. Apakah kamu sependapat? Temukan sisi kreatif kamu untuk eksplor lebih jauh di sini.

 

Nur Aisyiah Az-Zahra

Introvert Extrovert

Jangan Paksa Seorang Introvert Menjadi Extrovert

Kamu termasuk introvert atau extrovert? Kalimat itu diucapkan oleh Susan Cain, penulis buku nonfiksi berjudul The Power of Introverts in a World That Can’t Stop Talking. Mungkin kamu sudah bisa menebak bahwa Susan Cain juga seorang introvert. Dia menuliskan pendapatnya dengan bebas di dalam bukunya tentang bagaimana budaya barat tidak bersahabat terhadap kaum introvert.

Indonesia tidak jauh berbeda. Masyarakat cenderung memandang sebelah mata kemampuan orang-orang introvert. Banyak yang mengatakan bahwa seorang extrovert jauh lebih pantas menjadi pemimpin ketimbang seorang introvert. Hei, itu pemikiran yang salah!

Apabila seorang introvert disediakan ruang dan zona yang nyaman untuknya bekerja, pencapaian mereka akan luar biasa. Jadi, buang jauh-jauh persepsi semacam itu, ya! Asal kalian tahu, banyak pemimpin besar dunia yang ternyata seorang introvert, lho!

Introvert Extrovert

Tokoh Hebat yang Ternyata Seorang Introvert

Wahyu Aditya dalam Sila ke-6 menyebutkan tiga nama tokoh hebat yang ternyata merupakan seorang introvert. Mereka adalah Mahatma Ghandi, Eleanor Roosevelt, dan Rosa Parks. Ketiga nama itu pasti sudah tak asing lagi di telinga, bukan? Mereka dapat dikatakan sebagai sosok yang pemalu, pendiam, dan selalu berbicara dalam intonasi yang lemah lembut.

Para introvert cenderung memiliki sifat tenang dan hal itu merupakan kekuatan yang luar biasa mengingat banyak kegagalan bersumber dari kepanikan dan penguasaan diri yang rendah. Mengapa para pemimpin yang disebutkan di atas tadi bisa memimpin? Dalam bukunya, Mas Wadit menjawab bahwa semua itu karena mereka tidak memiliki pilihan selain melakukan apa yang mereka pikir benar.

“Jangan menganggap sebuah introversi sebagai sesuatu yang harus diobati. Habiskan waktu luangmu untuk melakukan apa yang kamu suka, bukan apa yang kamu rasa harus kamu lakukan.”

Kekuatan Introvert vs. Extrovert

Dunia membutuhkan orang-orang introvert. Hal yang harus kita garis bawahi di sini adalah introvert bukan perihal bisa atau tidaknya seseorang bersosialisasi dan cepat atau lambatnya seseorang beradaptasi di lingkungan baru. Ini tentang bagaimana seseorang merespons sebuah stimulasi yang diterimanya.

Apabila seorang extrovert nyaman dengan interaksi sosial dan merasa sepi ketika sendirian, introvert justru menemukan kekuatannya ketika merasa sendiri. Oleh karena itu, berikanlah respek dan ruang bagi si introvert untuk melakukan apa yang diinginkannya.

Berdasarkan penelitian Susan Cain, talenta manusia bisa dimaksimalkan saat berada di zona, area, dan ruang yang dapat menstimulasi mereka dengan tepat. Menurut Mas Wadit, salah satu kunci untuk menemukan kreativitas, jawaban, dan ide adalah kesendirian.

Baca juga: Jangan Takut Berkreasi, Setiap Karya Memiliki Peminat

Keseimbangan Diri

Sebenarnya, tidak ada orang yang benar-benar bisa dikategorikan sebagai murni introvert atau extrovert. Namun, persentase dominan pada introvert atau extrovert itulah yang kerap dianggap sebagai hasil yang final. Padahal, manusia justru semestinya berada di antara keduanya, menyeimbangkan Yin dan Yang.

Mungkin sebagian orang menganggap bahwa ambivert adalah jawabannya, kondisi imbang 50:50 dan merupakan pribadi yang fleksibel. Padahal, ambivert masihlah sebuah istilah gaul dan belum ada penelitian ilmiah untuk mengesahkan kosakata tersebut dalam disiplin psikologi. Lantas, benarkah ambivert merupakan jawabannya? Tidak.

Kita harus mengubah persepsi tentang introvert. Sebab pada dasarnya, semua orang berhak mendapat panggung yang sama dan tepukan tangan yang meriah. Hargailah introversi mereka, jangan memaksa mereka untuk menjadi seorang extrovert. Biarkan para introvert leluasa mengembangkan kreativitas tanpa batas mereka. Seperti tajuk Sila ke-6 Mas Wadit, Kreatif Sampai Mati!

 

Nur Aisyiah Az-Zahra

© Copyright - Bentang Pustaka