Montessori Cultural Activities
Selama ini, metode Montessori mungkin lebih dikenal melalui aktivitas practical life yang menggunakan perlengkapan dan furnitur sesuai ukuran anak. Metode ini juga lebih dikenal melalui aktivitas matematika, bahasa, dan sensoris menggunakan berbagai aparatus kayu yang menarik. Padahal, ada satu lagi pilar dalam metode Montessori yang sama pentingnya untuk membantu anak tumbuh menjadi manusia berkepenuhan, yakni pendidikan kultural. Melalui pendidikan kultural dalam metode Montessori, anak mempelajari ilmu hewan, ilmu tumbuhan, sejarah, dan geografi. Aktivitas-aktivitas dalam pendidikan kultural tidak hanya mengenalkan anak pada lingkungan sekitarnya, tetapi juga alam semesta beserta seluruh isinya.
Pendidikan kultural amatlah penting bagi anak-anak kita. Sama seperti manusia dewasa yang perlu mengenal tempat baru ketika memulai pekerjaan atau kehidupan baru, anak-anak pun demikian. Anak-anak terlahir ke dunia yang asing dan baru bagi mereka. Oleh karena itu, penting bagi anak-anak untuk mengenal dan memahami semesta yang mereka tinggali ini. Anak harus belajar tentang makhluk hidup lain seperti hewan dan tumbuhan, serta perannya sebagai manusia di muka bumi. Selain memahami cara bumi dan alam semesta bekerja, mereka juga harus mengenal berbagai budaya masyarakat lain. Proses mengenal dan memahami semua hal akan menumbuhkan rasa hormat dan cinta pada alam semesta dalam diri anak-anak. Mereka akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang ikut ambil bagian dalam usaha menjaga dan melestarikan bumi tempat mereka tinggal.
Saya berharap buku ini dapat menjadi pedoman bagi orang tua dan guru untuk membawa masuk alam semesta ke rumah dan ruang kelas masing-masing. Pada setiap halaman, pembaca akan menemukan berbagai aktivitas dan cara penyampaian sesuai dengan usia, tahap tumbuh kembang, dan ketertarikan anak. Namun, tetap perlu diingat bahwa dalam metode Montessori, kita ingin selalu bisa mengikuti anak-anak kita. Oleh sebab itu, praktik pendidikan kultural mungkin tidak akan persis sama antara satu dan lainnya, karena perlu disesuaikan dengan lingkungan tempat anak tinggal. Aparatus pendidikan kultural pun dapat dengan mudah dibuat sendiri oleh orang dewasa, disesuaikan dengan kebutuhan dan ketertarikan anak di lingkungan sekitarnya. Selamat mencoba dan mempraktikkan setiap aktivitas bersama anak-anak, baik di rumah maupun di sekolah.