Goenawan Muhammad: Mengakrabi Kemanusiaan melalui Pengalaman Silat
Goenawan Muhammad, dalam sebuah kata pengantar pada “Jurus Hidup Memenangi Pertarungan Hidup”, mengatakan bahwa pengalaman silat dapat mengakrabkan diri kita terhadap kemanusiaan. Apa yang membuat pria yang akrab disapa GM itu menyebutkan demikian? Menurutnya, silat dapat menjadi salah satu bahan penelaahan fenomologi tentang manusia. Silat bukan hanya ilmu tentang mempertahankan diri. Tidak sekadar itu, silat adalah sebuah karya seni – yang membawa tubuh seseorang kepada aura yang positif. Silat seperti sebuah tarian – yang tidak hanya dihayati, tetapi juga dirayakan.
Saat GM remaja sendiri, ia pernah belajar silat. Di tempat ia belajar silat, gurunya bertanya kepada setiap murid mengapa mereka ingin belajar silat. Semua murid mengemukakan jawaban mereka dengan panjang. Namun, bagi guru GM, alasannya belajar silat hanya agar tidak berkelahi. Waktu itu GM terkesiap dengan jawaban gurunya. Bagaimana bisa belajar silat untuk menghindari berkelahi? Sementara banyak orang yang menekuni silat agar bisa melawan orang-orang yang pernah menindas mereka.
Saat itu, GM lupa bagaimana ia menafsirkan kalimat yang dilontarkan oleh guru silatnya. Namun, setelah membaca esai-esai Whani Darmawan dalam buku “Jurus Hidup Memenangi Pertarungan”, GM seolah mendapatkan kembali tafsiran atas kalimat gurunya itu puluhan tahun silam. Melalui buku yang ditulis oleh pesilat sekaligus aktor itu, mengingatkan kembali GM mengenai arti penting silat, terutama dalam hal mengakrabkan diri dengan kemanusiaan kita sendiri.
Lamia Putri D.
Goenawan Muhammad, dalam sebuah kata pengantar pada “Jurus Hidup Memenangi Pertarungan Hidup”, mengatakan bahwa pengalaman silat dapat mengakrabkan diri kita terhadap kemanusiaan. Apa yang membuat pria yang akrab disapa GM itu menyebutkan demikian? Menurutnya, silat dapat menjadi salah satu bahan penelaahan fenomologi tentang manusia. Silat bukan hanya ilmu tentang mempertahankan diri. Tidak sekadar itu, silat adalah sebuah karya seni – yang membawa tubuh seseorang kepada aura yang positif. Silat seperti sebuah tarian – yang tidak hanya dihayati, tetapi juga dirayakan.
Saat GM remaja sendiri, ia pernah belajar silat. Di tempat ia belajar silat, gurunya bertanya kepada setiap murid mengapa mereka ingin belajar silat. Semua murid mengemukakan jawaban mereka dengan panjang. Namun, bagi guru GM, alasannya belajar silat hanya agar tidak berkelahi. Waktu itu GM terkesiap dengan jawaban gurunya. Bagaimana bisa belajar silat untuk menghindari berkelahi? Sementara banyak orang yang menekuni silat agar bisa melawan orang-orang yang pernah menindas mereka.
Saat itu, GM lupa bagaimana ia menafsirkan kalimat yang dilontarkan oleh guru silatnya. Namun, setelah membaca esai-esai Whani Darmawan dalam buku “Jurus Hidup Memenangi Pertarungan”, GM seolah mendapatkan kembali tafsiran atas kalimat gurunya itu puluhan tahun silam. Melalui buku yang ditulis oleh pesilat sekaligus aktor itu, mengingatkan kembali GM mengenai arti penting silat, terutama dalam hal mengakrabkan diri dengan kemanusiaan kita sendiri.
Lamia Putri D.
bentang
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!