Cinta dalam Ancaman Demensia

cinta dalam ancaman demensia

Cinta dalam ancaman demensia. Cinta menjadi sesuai yang begitu krusial bagi manusia. Dihadang oleh dua kemungkinan, berbalas ataupun terabaikan. Dari sekian banyak kemungkinan, orang-orang tetap mengusahakan perasaan mereka pada orang yang tercinta. Banyak cara untuk tetap mencintai, banyak cara untuk tetap mengusahakan rasa.

Namun, banyak pula rintangan yang dihadirkan oleh kondisi bagi orang-orang yang mencinta. Tasaro menghadirkan rasa cinta dalam karyanya yang terbaru, Shirath. Usaha untuk tetap mencintai di tengah-tengah konflik, itu yang dibangun oleh penulis kondang ini. Tidak seperti kisah cinta pada umumnya yang tersebar di kancah dunia penulisan, konflik Tasaro GK dapat disebut lebih segar dan “lain”. Tasaro GK memberi imbuhan konflik medis dalam kisahnya—yang mana membutuhkan data dan keabsahan. Demensia memberi sensasi pada karyanya kali ini

Cinta dalam Ancaman Demensia

Mengusung demensia bukan hal yang mudah bagi Tasaro GK. Demensia menjadi komponen yang krusial dalam kisah ini. Kisah Kashmir dan Kanya menjadi lebih berwarna dengan konflik ini. Demensia merupakan penyakit tentang ingatan. Penyakit ini mengikis ingatan secara perlahan, dan ongat. menjadikan pesakitnya akan melupakan hal yang ada di dalam hidupnya. Membawa Demensia dalam kisah ini erat kaitannya dengan usaha untuk mengingat pada memori yang tersisa. Menghubungkan konflik ini dengan kisah romansa menghadirkan usaha berlebih pada rasa yang dihadirkan dalam tokoh-tokohnya.

(Baca lebih lanjut tentang penyakit ini di Shirath.)

Demensia memberi motif berlebih pada Kashmir untuk terus berusaha, untuk terus tetap mencintai Kanya dan mempertahankan Kanya dalam benaknya. Usaha untuk tetap mencintai menjadi begitu relevan, menjadi begitu ternalar, bukan sekadar cinta buta tanpa tujuan. Ingatan dalam lingkup kisah cinta Kashmir dan Kanya memiliki satu tujuan: untuk tetap saling cinta dan mengingat.

Rekomendasi untuk Kamu

Pembaca pun berperan sebagai seorang pengelana dalam perjalanan yang dibangun dalam kisah ini. Perjalanan panjang tentang rasa, bahkan tentang diri sendiri. Mengingat di antara kesempitan bukanlah hal yang mudah. Hal itu justru menjadi daya tarik dari jalan cerita novel Shirath ini. Tasaro GK membangun konflik dengan begitu rapi, terarah dan bermotif. Meninggalkan kesan klise dalam stereotip kisah fiksi romance, karya ini bisa menjadi rekomendasi bagi para pecinta kisah romance yang unik dan tidak biasa. Selain itu, pembaca dihadirkan sebagai seorang “pendengar” bagi para tokohnya yang berkisah. Mereka menanti para pembaca untuk terus merasakan cinta yang sedang berusaha dibangun untuk tetap ada dalam ingatan.

1 reply

Trackbacks & Pingbacks

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta