Tasaro GK: Menulis Muhammad untuk Meradikalisasi

IMG_20160620_111825_HDRBukan tanpa beban Tasaro GK menuliskan novel tetralogi sejarahnya, Muhammad.  Enam tahun menulis tentang sosok panutan umat muslim itu, Tasaro mengaku tak jarang mendapat kritikan.

Terbit pertama kali pada tahun 2010 dengan judul Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan, menurut Tasaro, gol dari bukunya adalah untuk mengajak masyarakat, khususnya remaja, untuk kembali mengidolakan Muhammad. Tasaro menambahkan, bicara tentang Islam juga tidak mungkin lepas dari sosok Muhammad, namun sayang, selama ini Muhammad tidak diceritakan dengan baik karena pembaca seolah seperti membaca jurnal. “Oleh karenanya novel ini ditulis dari pendekatan jurnalistik,” aku Tasaro.

Tasaro berharap, lewat Muhammad, ia bisa meradikalisasi. “Karena banyak muslim yang tidak mengerti agamanya secara baik,” kata Tasaro. Menurutnya, menjadi masalah serius bagi umat muslim ketika umat muslim menganggap bahwa membicarakan sosok Muhammad adalah pamali. “Hal itu justru menjauhkan kita dari sosok Muhammad yang seharusnya menjadi panutan,” katanya lagi. Bagi Tasaro sendiri, menggambarkan Muhammad ke dalam sebuah buku adalah perbuatan yang sangat berbahaya karena masyarakat kita menganggapnya pamali. Maka dari itu, sebagai penulis Muhammad, ia kerap menuai pro dan kontra.

Muhammad yang semula akan Tasaro kemas menjadi trilogi, kemudian harus ia cacah menjadi tetralogi karena tiga buku terlalu tebal untuk memuat cerita panjanganya. Setelah seri pertamanya, terbitlah kemudian Muhammad: Para Penggema Hujan tahun 2010, menyusul Muhammad: Sang Pewaris Hujan pada Januari 2016, dan sebagai penutup, Muhammad: Generasi Penggema Hunan pada Maret 2016. Empat seri Muhammad Tasaro tuangkan ke dalam 2000 halaman. Meskipun membutuhkan rentang waktu enam tahun, Tasaro mengaku, proses menulisnya hanya sebentar. Usai menuntaskan Muhammad, Tasaro berencana untuk menulis tentang Yesus dengan setting Indonesia abad 17. Rencananya, cerita ini akan mengangkat dua versi, yaitu antara dua agama yesus, dalam pandangan Islam dan Kristen.

 

IMG_20160620_111825_HDRBukan tanpa beban Tasaro GK menuliskan novel tetralogi sejarahnya, Muhammad.  Enam tahun menulis tentang sosok panutan umat muslim itu, Tasaro mengaku tak jarang mendapat kritikan.

Terbit pertama kali pada tahun 2010 dengan judul Muhammad: Lelaki Penggenggam Hujan, menurut Tasaro, gol dari bukunya adalah untuk mengajak masyarakat, khususnya remaja, untuk kembali mengidolakan Muhammad. Tasaro menambahkan, bicara tentang Islam juga tidak mungkin lepas dari sosok Muhammad, namun sayang, selama ini Muhammad tidak diceritakan dengan baik karena pembaca seolah seperti membaca jurnal. “Oleh karenanya novel ini ditulis dari pendekatan jurnalistik,” aku Tasaro.

Tasaro berharap, lewat Muhammad, ia bisa meradikalisasi. “Karena banyak muslim yang tidak mengerti agamanya secara baik,” kata Tasaro. Menurutnya, menjadi masalah serius bagi umat muslim ketika umat muslim menganggap bahwa membicarakan sosok Muhammad adalah pamali. “Hal itu justru menjauhkan kita dari sosok Muhammad yang seharusnya menjadi panutan,” katanya lagi. Bagi Tasaro sendiri, menggambarkan Muhammad ke dalam sebuah buku adalah perbuatan yang sangat berbahaya karena masyarakat kita menganggapnya pamali. Maka dari itu, sebagai penulis Muhammad, ia kerap menuai pro dan kontra.

Muhammad yang semula akan Tasaro kemas menjadi trilogi, kemudian harus ia cacah menjadi tetralogi karena tiga buku terlalu tebal untuk memuat cerita panjanganya. Setelah seri pertamanya, terbitlah kemudian Muhammad: Para Penggema Hujan tahun 2010, menyusul Muhammad: Sang Pewaris Hujan pada Januari 2016, dan sebagai penutup, Muhammad: Generasi Penggema Hunan pada Maret 2016. Empat seri Muhammad Tasaro tuangkan ke dalam 2000 halaman. Meskipun membutuhkan rentang waktu enam tahun, Tasaro mengaku, proses menulisnya hanya sebentar. Usai menuntaskan Muhammad, Tasaro berencana untuk menulis tentang Yesus dengan setting Indonesia abad 17. Rencananya, cerita ini akan mengangkat dua versi, yaitu antara dua agama yesus, dalam pandangan Islam dan Kristen.

Priyo Bagus Anggara

1 reply

Trackbacks & Pingbacks

  1. […] enam belas tahun nama Tasaro GK dikenal dalam dunia literasi. Karyanya yang paling fenomenal yaitu seri Muhammad. Di mulai dari […]

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta