Ransel Mini Keliling Jogja

Peluncuran buku Ransel Mini Keliling dunia yang ditulis oleh Olenka Priyadarsani, Ade Kumalasari, Tesya Sophianti, Dina Virgianti, dan Lala Amiroeddin telah dihelat pada Sabtu, (23/04). Pada peluncuran yang diselenggarakan di Toko Buku Gramedia Sudirman Yogyakarta ini membahas mengenai pengalaman para penulis saat traveling khususnya ketika  traveling bersama anak. Sayangnya,  Olenka tidak dapat hadir karena suatu alasan.

Sebelum meluncurkan bukunya di Gramedia Sudirman, ketiga penulis yang terdiri dari Tesya, Dina, dan Lala ini berkeliling Jogja terlebih dahulu. Sembari menunggu Ade yang baru terbang ke Yogyakarta pukul tiga sore, para Mama Keren ini mengunjungi beberapa tempat di Yogyakarta.

Sekalipun bertandang ke Yogyakarta untuk meluncurkan buku, ketiga Mama Keren ini sepertinya tetap melangsungkan hobi mereka untuk traveling dan eksplorasi berbagai macam tempat. Seolah menjadi sebuah keharusan, tidak lengkap rasanya jika tidak mengeksplorasi Yogyakarta. Awalnya mereka berkunjug ke Radio Buku, Bakpia Kurnia Sari, kemudian Pak Pong dan selanjutnya menuju rumah makan Lele Mangut. Setelah mengeksplorasi kota Yogyakarta, ketiganya pun meluncur ke bandara untuk menjemput Ade yang baru saja sampai.

Para penulis Ransel Mini bersama editor dan para kru Radio Buku.

Para penulis Ransel Mini bersama editor dan para kru Radio Buku.

Pukul delapan, keempat Mama Keren ini pun telah siap untuk berbagi informasi dan pengalaman seputar traveling. Walaupun baru saja menempuh perjalanan jauh dan berkeliling Jogja, keempat perempuan itu tampak ceria dan semangat. Tidak terlihat rasa lelah sedikit pun di wajah mereka. Sementara itu, suasana Gramedia Sudirman saat itu ramai karena merupakan akhir pekan. Orang-orang yang penasaran dengan peluncuran buku yang dihelat di lantai bawah itu pun tergerak untuk ikut menonton.

Pada peluncuran buku tersebut, keempat Mama keren ini berbagai tips seputar traveling. Mereka bercerita bahwa traveling yang mereka lakukan bukan sekadar bersenang-senang dan hura-hura semata. Bahkan Ade mengaku bahwa setiap traveling yang dilakukan bersama keluarganya, selalu menekan budget seminimal mungkin. “Salah satunya dengan traveling sendirian dan bukan menggunakan travel agen. Sebab, jatuhnya pasti lebih mahal,” tuturnya. Dina berbeda lagi, ia menyiapkan tabungan khusus yang memang diperuntukkan untuk traveling. Jadi dana yang dipergunakan untuk traveling tidak mengganggu biaya kebutuhan yang lain.

 

ransel minij 1

 

Tesya pun juga melakukan hal serupa yaitu menyediakan dana khusus untuk traveling. Tidak hanya itu, Tesya sendiri seringkali mendapatkan profit dari traveling yang dilakukannya. “Awalnya saya memang suka menulis dan sering menuliskan pengalaman traveling di blog. Lalu, kemudian, bermunculan berbagai travel agen, hotel, dan lain sebagainya yang meminta saya untuk mereview. Dari situlah, hobi saya jadi pekerjaan sampingan,” tuturnya.

Banyak pertanyaan yang terlontar untuk keempat mama ini, termasuk mengenai repotnya mengajak anak-anak pergi traveling. Beberapa pengunjung menyangsikan bahwa membawa anak-anak pergi traveling akan merepotkan dan membuat anak cepat lelah. Namun, keempat Mama ini optimis bahwa traveling bisa menjadi sarana pembelajaran yang mendidik. Tidak hanya itu, traveling juga membuka wawasan yang lebih luas.

Dina misalnya, ia bercerita bahwa traveling membuat anak-anaknya menjadi berwawasan lebih luas. Ia menjelaskan bahwa anak-anaknya mejadi peka terhadap lingkungan karena menyaksikan sendiri secara nyata fenomena alam yang terjadi. “Misalnya saja ketika anak-anak saya ajak ke kebun binatang. Mereka bisa melihat secara langsung hewan-hewan yang ada di sana. Tidak hanya sekadar melihat dari buku saja. “Selain itu, dengan traveling, saya ingin membuat mereka menjadi lebih mandiri,” ujarnya.

Menyetujui Dina, Ade pun juga memiliki pandangan yang sama. Baginya traveling adalah investasi bagi anak-anak. Traveling membuka wawasan yang luas dan membuat anak-anak belajarb anyak hal. Karena, pada saat traveling itulah, keberanian, keuletan, sekaligus kekuatan seseorang muncul tanpa disadari.

Lala Amiroeddin pun juga berpendapat demikian. Ia merasa bahwa traveling dapat mengajarkan anak-anaknya untuk keluar zona nyaman. Menyikapi hobi traveling para mama keren, para pengunjung pun bertanya-tanya: lalu apakah mereka juga bisa traveling bersama keluarga dan anak-anak mereka?

Jawaban Ade cukup singkat ketika menanggapinya. Namun, hal tersebut langsung mengena di benak semua pengunjung. “Kita pasti bisa pergi ke mana pun. Selalu ada jalan untuk pergi ke suatu tempat,” pungkasnya.

Lamia Putri D.

sumber foto: @baiqnadia Peluncuran buku Ransel Mini Keliling dunia yang ditulis oleh Olenka Priyadarsani, Ade Kumalasari, Tesya Sophianti, Dina Virgianti, dan Lala Amiroeddin telah dihelat pada Sabtu, (23/04). Pada peluncuran yang diselenggarakan di Toko Buku Gramedia Sudirman Yogyakarta ini membahas mengenai pengalaman para penulis saat traveling khususnya ketika  traveling bersama anak. Sayangnya,  Olenka tidak dapat hadir karena suatu alasan.

Sebelum meluncurkan bukunya di Gramedia Sudirman, ketiga penulis yang terdiri dari Tesya, Dina, dan Lala ini berkeliling Jogja terlebih dahulu. Sembari menunggu Ade yang baru terbang ke Yogyakarta pukul tiga sore, para Mama Keren ini mengunjungi beberapa tempat di Yogyakarta.

Sekalipun bertandang ke Yogyakarta untuk meluncurkan buku, ketiga Mama Keren ini sepertinya tetap melangsungkan hobi mereka untuk traveling dan eksplorasi berbagai macam tempat. Seolah menjadi sebuah keharusan, tidak lengkap rasanya jika tidak mengeksplorasi Yogyakarta. Awalnya mereka berkunjug ke Radio Buku, Bakpia Kurnia Sari, kemudian Pak Pong dan selanjutnya menuju rumah makan Lele Mangut. Setelah mengeksplorasi kota Yogyakarta, ketiganya pun meluncur ke bandara untuk menjemput Ade yang baru saja sampai.

Para penulis Ransel Mini bersama editor dan para kru Radio Buku.

Para penulis Ransel Mini bersama editor dan para kru Radio Buku.

Pukul delapan, keempat Mama Keren ini pun telah siap untuk berbagi informasi dan pengalaman seputar traveling. Walaupun baru saja menempuh perjalanan jauh dan berkeliling Jogja, keempat perempuan itu tampak ceria dan semangat. Tidak terlihat rasa lelah sedikit pun di wajah mereka. Sementara itu, suasana Gramedia Sudirman saat itu ramai karena merupakan akhir pekan. Orang-orang yang penasaran dengan peluncuran buku yang dihelat di lantai bawah itu pun tergerak untuk ikut menonton.

Pada peluncuran buku tersebut, keempat Mama keren ini berbagai tips seputar traveling. Mereka bercerita bahwa traveling yang mereka lakukan bukan sekadar bersenang-senang dan hura-hura semata. Bahkan Ade mengaku bahwa setiap traveling yang dilakukan bersama keluarganya, selalu menekan budget seminimal mungkin. “Salah satunya dengan traveling sendirian dan bukan menggunakan travel agen. Sebab, jatuhnya pasti lebih mahal,” tuturnya. Dina berbeda lagi, ia menyiapkan tabungan khusus yang memang diperuntukkan untuk traveling. Jadi dana yang dipergunakan untuk traveling tidak mengganggu biaya kebutuhan yang lain.

 

ransel minij 1

 

Tesya pun juga melakukan hal serupa yaitu menyediakan dana khusus untuk traveling. Tidak hanya itu, Tesya sendiri seringkali mendapatkan profit dari traveling yang dilakukannya. “Awalnya saya memang suka menulis dan sering menuliskan pengalaman traveling di blog. Lalu, kemudian, bermunculan berbagai travel agen, hotel, dan lain sebagainya yang meminta saya untuk mereview. Dari situlah, hobi saya jadi pekerjaan sampingan,” tuturnya.

Banyak pertanyaan yang terlontar untuk keempat mama ini, termasuk mengenai repotnya mengajak anak-anak pergi traveling. Beberapa pengunjung menyangsikan bahwa membawa anak-anak pergi traveling akan merepotkan dan membuat anak cepat lelah. Namun, keempat Mama ini optimis bahwa traveling bisa menjadi sarana pembelajaran yang mendidik. Tidak hanya itu, traveling juga membuka wawasan yang lebih luas.

Dina misalnya, ia bercerita bahwa traveling membuat anak-anaknya menjadi berwawasan lebih luas. Ia menjelaskan bahwa anak-anaknya mejadi peka terhadap lingkungan karena menyaksikan sendiri secara nyata fenomena alam yang terjadi. “Misalnya saja ketika anak-anak saya ajak ke kebun binatang. Mereka bisa melihat secara langsung hewan-hewan yang ada di sana. Tidak hanya sekadar melihat dari buku saja. “Selain itu, dengan traveling, saya ingin membuat mereka menjadi lebih mandiri,” ujarnya.

Menyetujui Dina, Ade pun juga memiliki pandangan yang sama. Baginya traveling adalah investasi bagi anak-anak. Traveling membuka wawasan yang luas dan membuat anak-anak belajarb anyak hal. Karena, pada saat traveling itulah, keberanian, keuletan, sekaligus kekuatan seseorang muncul tanpa disadari.

Lala Amiroeddin pun juga berpendapat demikian. Ia merasa bahwa traveling dapat mengajarkan anak-anaknya untuk keluar zona nyaman. Menyikapi hobi traveling para mama keren, para pengunjung pun bertanya-tanya: lalu apakah mereka juga bisa traveling bersama keluarga dan anak-anak mereka?

Jawaban Ade cukup singkat ketika menanggapinya. Namun, hal tersebut langsung mengena di benak semua pengunjung. “Kita pasti bisa pergi ke mana pun. Selalu ada jalan untuk pergi ke suatu tempat,” pungkasnya.

Lamia Putri D.

sumber foto: @baiqnadiabentang

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© Copyright - PT. Bentang Pustaka, Yogyakarta